Patofisiologi
- hormon stres : mendorong konsumsi makanan manis dan memiliki lemak
- batu asam urat : makanan berkadar purin tinggi seperti kerang-kerangan, daging dan ikan dapat menyebabkan terbentuknya batu asam urat.
Demam Tifoid
demam tifoid : [penyebab] demam tifoid seringkali menular melalui makanan atau minuman yang tercemar feses atau urine penderita; kebiasaan makan dan minum di tempat jualan yang kurang bersih; makan tanpa cuci tangan yang baik misalnya tidak menggunakan sabun; konsumsi es krim & makanan laut (kerang) dari air yang terkontaminasi bakteri.
salmonella typhi : salmonella typhi dapat ditemukan di dalam makanan, sumber air atau peralatan yang terkontaminasi; kontaminasi antara makanan dan minuman dengan pus penderita lain yang terbawa melalui kaki lalat atau kontaminasi antara jari tangan dengan muntah, tinja, urin, sekret saluran napas dapat menyebabkan salmonella typhi masuk ke dalam saluran cerna secara oral.
penatalaksanaan : makanan lunak bila tidak bisa mengonsumsi makanan padat; makanan dengan porsi kecil tetapi sering; makanan tidak merangsang (misalnya tidak pedas) dan tidak menimbulkan banyak gas.
Diare Akut
diare akut : keracunan makanan karena
infeksi bakteri dan mengandung pemanis buatan; terjadi kerusakan vili yang penting untuk penyerapan zat makanan pada diare akut karena infeksi giardia lamblia; media penularan fekal oral misalnya makanan atau minuman yang terkontaminasi
tinja atau terkontaminasi
ekskresi yang buruk, makanan tidak matang atau tanpa dimasak.
Diare Dehidrasi Ringan Sedang
diare dehidrasi ringan sedang : makanan mempercepat penyembuhan sehingga tidak perlu membatasinya; teruskan pemberian makan pada anak berumur ≥6 bulan meskipun nafsu makannya belum membaik; bujuk
anak makan setidaknya 6 kali sehari; beri makanan yang sama setelah
diare berhenti dan beri makanan tambahan per hari selama 2 minggu.
Hiperemesis Gravidarum
hiperemesis gravidarum : diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang; secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi; minuman tidak diberikan bersama makanan; makanan ini rendah dalam semua zat gizi kecuali vitamin A dan vitamin D.
Penyakit Lain
- anemia : [diagnosis] rasa makanan yang aneh.
- apendisitis : kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji yang rendah serat, tinggi gula (karbohidrat), dan tinggi lemak, serta peningkatan waktu transit makanan di usus dapat meningkatkan risiko terjadinya apendisitis.
- asma bronkial : [penyebab] makanan tertentu seperti pengawet makanan, penyedap makanan dan pewarna makanan sebagai pemicu serangan asma bronkial.
- BAB berdarah : penatalaksanaan dengan pola diet yaitu menyarankan konsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur; pencegahan dengan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
- bau badan : makanan atau minuman tertentu (seperti alkohol, bawang, makanan pedis) sebagai faktor risiko bau badan sehingga cegah bau badan dengan cara mengurangi makanan atau minuman pemicu bau badan.
- demam berdarah dengue : diet makanan lunak
- diare : pastikan konsumsi makanan padat setelah mampu makan, sebaiknya porsi makan jangan terlalu besar dan hindari makanan yang terlalu berat, pedas atau memiliki lemak.
- diare dehidrasi berat : teruskan ASI, makan dan minum selama diare, beri makanan ekstra setelah sembuh.
- difteri : diet makanan lunak kalori tinggi yang mudah dicerna
- gizi buruk : makanan untuk mengatasi gizi buruk
- penyakit ebola : makanan bukan media penularan
- perforasi gastrointestinal : dapat berlanjut menjadi peritonitis kimia karena kebocoran partikel makanan dari lambung.
- perforasi usus : [bedah] mengeluarkan benda asing (feses, makanan, empedu, sekresi gastrik, sekresi intestinal, darah) di kavitas peritoneum yang menghambat sel darah putih dan memacu pertumbuhan bakteri.
- tetanus : [penatalaksanaan] makanan melalui infus atau selang nasogastrik.