Tinea capitis adalah dermatofitosis pada kulit kepala, rambut kepala, alis mata dan bulu mata karena microsporum dan trichophyton.
Sinonim : tinea kapitis | Kompetensi : ? | Laporan Penyakit : ? | ICD X : B.35.0
jamur menyerang stratum korneum dan masuk ke folikel rambut yang selanjutnya akan menyerang bagian luar atau sampai ke bagian dalam rambut, bergantung pada spesiesnya.
jamur tersebut dapat menyebabkan keratolitik karena keratinase
lebih banyak pada usia prapubertas karena menurunnya asam lemak dalam sebum
awal infeksi melalui perifolikuler stratum korneum kemudian hifa tumbuh ke dalam folikel dan berkembang membentuk rangkaian spora dan berhenti pada pertemuan antar sel yang memiliki inti sel dan mempunyai keratin tebal.
pada ujung hifa dijumpai bagian luar intrapilari hifa yang membelah dan membentuk rantai spora ektotrik disebut Adamson's Fringe
jamur ikut tumbuh ke arah batang rambut selama pertumbuhan rambut yang akan menyebabkan patahnya rambut dan terjadinya alopesia
Penularan
jamur umumnya berasal dari sisir rambut, topi, sarung bantal, mainan dan kursi teater
dapat menggunakan pengecatan Swartz-Lamkin, PAS atau Chlorazol Black E untuk mengidentifikasi jamur lebih cepat
akan nampak 2 kemungkinan pola gambaran infeksi : ektotrik-kecil atau antrokonidia besar membentuk lapisan pada sekekliling batang rambut dan antrokonidia-endotrik berada di dalam batang rambut
peradangan yang berat dapat meninggalkan alopesia permanen
dermis : gambaran histopatologis (KOH 10-20%) pada dermis tampak adanya infiltrat perifolikular berupa histiosit, limfosit, eosinofil dan sel plasma.
griseofulvin 10-20 mg/kgBB per hari selama 6-8 minggu sampai 3-4 bulan bersamaan dengan makanan yang mengandung lemak
untuk mempercepat eradikasi jamur dan mencegah penularan perlu ditambahkan penggunaan sampo antijamur misalnya selenium sulfida 1,8%, ketokonazol 2% setiap hari
obat alternatif : itrakonazol 100-200 mg/hari atau terbinafin 62,5 mg-250 mg/hari bergantung pada berat badan anak
Obat Lain
ketokonazol 3,3-6,6 mg/kgBB selama 3-6 minggu; efektif untuk trichophyton dan kurang efektif untuk microsporum canis; hepatotoksik
itrakonazol 3-5 mg/kgBB atau 100 mg/hari selama 5 minggu; sangat efektif untuk microsporum dan trichophyton
flukonazol : tidak bergantung makanan, relatif aman dan ditoleransi dengan baik
terbinafin 62,5-250 mg/hari selama 6 minggu atau 3-6 mg/kgBB/hari selama 4 minggu; efek samping terbinafin dapat berupa gangguan gastrointestinal, pusing, urtikaria, reaksi morbili, sakit kepala, hilangnya rasa pengecap, pansitopenia.
topikal : sampo ketokonazol 2% atau selenium sulfida 2,5% sebanyak 3 x 1 minggu dan didiamkan pada kulitkepala selama minimal 5 menit
dr. Emmy S. Sjamsoe Daili, SpKK(K), dr. Sri Linuwih Menaldi, SpKK(K), dr. I Made Wisnu, SpKK(K). Penyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia : Sebuah Panduan Bergambar. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2005. Hal. 28.
Prof. dr. Muhammad Dali Amiruddin, SpKK., DR. dr. Farida S. Ilyas, SpKK., dr. Syafruddin Amin, SpKK. & dr. Dianawaty Amiruddin, SpKK. Buku Ajar Penyakit Kulit Di Daerah Tropis. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar. Hal. 145-151.