Home Klinik Kedokteran

Diare

Edisi 0.7
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.


Pengertian

Diare adalah penyakit menular dan penyakit sistem pencernaan berupa frekuensi buang air besar yang lebih sering daripada kebiasaan sebelumnya dengan konsistensi tinja yang lebih encer karena beberapa penyebab dan mengakibatkan kekurangan cairan dan elektrolit.
Sinonim : berak encer | Kompetensi : ? | Laporan Penyakit : ? | ICD X : A.09.0

Gambar Diare

Diare (lowcarbonista.blogspot.com)



Penjelasan

Diare dengan konsistensi tinja yang lebih encer karena berlebihnya sekresi cairan masuk lalu bercampur dengan tinja dalam lumen usus dan berkurangnya penyerapan cairan dari usus.
Diare karena beberapa penyebab yaitu infeksi virus terutama rotavirus (60-70%), infeksi bakteri (10-20%) dan infeksi parasit (<10%).
Diare mengakibatkan kekurangan cairan (dehidrasi) dan elektrolit secara cepat karena keduanya banyak dikeluarkan ke dalam lumen usus dan usus tidak dapat menyerap keduanya masuk ke dalam pembuluh darah usus.

Epidemiologi

  • biasanya hanya berlangsung beberapa jam namun dapat memanjang hingga berminggu-minggu.
  • diare merupakan penyakit yang paling mematikan nomor 8 di Indonesia.
  • penyakit ke-13 sebagai penyebab kematian pada semua umur di Indonesia tahun 2007.
  • penyakit menular ke-3 sebagai penyebab kematian di Indonesia setelah pneumonia dan TBC.
  • penderita terbanyak adalah golongan usia balita dengan prevalensi 16,7%.
  • covid-19 : prosentase diare 3,7% kasus

Penyebab

Diare pada Penyakit


Diare Karena Obat


Jenis

Berdasarkan Perlangsungan


Berdasarkan Efek Dehidrasi


Jenis Lain


  • diare osmotik
  • diare persisten

Patofisiologi

Penyebab konsistensi tinja yang lebih encer :
  • banyaknya cairan yang disekresikan ke dalam usus.
  • cairan dan elektrolit didalam usus tidak dapat diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh sehingga tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat.

Diare Dehidrasi Berat


diare dehidrasi beratGambar Diare Dehidrasi Berat : [penatalaksanaan] teruskan ASI, makan dan minum selama diare, beri makanan ekstra setelah sembuh; diet susu formula bebas laktosa hanya untuk bayi yang mengalami diare dehidrasi berat, secara klinis memperlihatkan intoleransi laktosa berat dan diare bertambah berat saat diberikan susu; dapat diberikan selama 1 minggu; hentikan oralit bila diare berhenti dan penderita segar kembali.

Penyakit Lain


  • demam berdarah dengue : terapi umum DBD mirip perawatan diare yaitu rehidrasi oral dengan banyak minum (air masak, susu, teh atau minuman lain) dan cairan cukup.
  • HIV : diare terus-menerus merupakan tahapan ketiga infeksi HIV
  • kwashiorkor : diare salah satu tanda kwashiorkor
  • letargi : dapat disertai diare parah dan sering muntah pada letargi bayi dan anak-anak.
  • malaria ringan : diare dapat menyertai malaria ringan pada anak-anak
  • xeroftalmia : gejala akan timbul lebih cepat pada anak yang menderita penyakit campak, diare, ISPA, dan penyakit infeksi lainnya.

Farmakologi

meloxicamGambar Meloxicam : gangguan gastrointestinal seperti dispepsia, mual, muntah, sakit perut, konstipasi, rasa kembung, diare, kolitis, parameter fungsi hati abnormal untuk sementara waktu (meningkatnya transaminase atau bilirubin), bersendawa, esofagitis, ulkus gastroduodenal, perdarahan gastrointestinal makroskopik.
  • amlodipine : [penyebab] kombinasi amlodipine dengan litium disarankan hati-hati karena kemungkinan besar dapat menyebabkan neurotoksisitas dalam bentuk mual, muntah, diare, ataksia, tremor, tinnitus.

Diagnosis

tes mantouxGambar Tes Mantoux : [indikasi] tuberkulosis dengan gejala pada anak antara lain anoreksia, berat badan kurang, mudah sakit, malaise, reaksi cepat suntik vaksinasi BCG kurang 1 minggu, batuk berulang, benjolan di leher, demam, berkeringat di malam hari dan diare persisten.

Anamnesis


Gejala utama :
Konsultasikan kepada dokter bila :
Segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit jika keadaan tidak membaik dalam 3 hari atau ada salah satu gejala seperti :
  • diare terus-menerus
  • muntah berulang-ulang
  • rasa haus yang nyata
  • makan minum sedikit
  • demam dan ada darah dalam tinja

Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan colok dubur :
  • usia diatas 50 tahun
  • penyebab diare tidak diketahui

Pemeriksaan Laboratorium


Analisis sampel tinja jika :
  • curiga karena infeksi bakteri atau infeksi parasit
  • memiliki tanda lain seperti ada darah atau nanah pada tinja
  • diare berkepanjangan selama lebih dari seminggu
  • memiliki gejala yang berdampak kepada seluruh tubuh seperti demam dan dehidrasi
  • setelah dirawat inap di rumah sakit atau mengkonsumsi antibiotik
  • memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah misalnya karena HIV
Curiga infeksi bakteri jika :
Lamanya diare tergantung penyebabnya :
  • jika penyebabnya bakteri campylobacter dan salmonella maka diare biasanya berlangsung selama 2-7 hari
  • jika penyebabnya norovirus maka diare biasanya berlangsung selama 2 hari
  • jika penyebabnya rotavirus maka diare biasanya berlangsung selama 3-8 hari
  • jika penyebabnya giardasis maka diare biasanya berlangsung selama beberapa minggu

Penatalaksanaan

Sebagian besar pasien diare sembuh tanpa pengobatan setelah beberapa hari. Biasanya sembuh setelah 2-4 hari pada orang dewasa dan 5-7 hari pada anak-anak. Tujuan utama penatalaksanaan diare pada anak adalah mencegah atau mengatasi dehidrasi.

Terapi Cairan


  • Konsumsi cairan dan elektrolit (ion) : minum beberapa teguk cairan sesering mungkin meskipun mengalami muntah untuk mencegah dan mengatasi terjadinya dehidrasi.
  • cairan rehidrasi oral (CRO) berupa oralit yang mengandung campuran air, gula dan garam; untuk menggantikan karbohidrat, elektrolit/ion dan mineral penting lainnya yang hilang dalam tubuh.
  • Takaran oralit bergantung pada ukuran dan berat badan anak tetapi rekomendasi umum adalah berikan 1 sachet setiap kali buang air besar encer; tetap diberikan secara perlahan-lahan dan konstan meskipun anak mengalami muntah.
  • Hanya untuk mencegah dan mengatasi diare tanpa dehidrasi atau diare dehidrasi ringan sedang; bukan menyembuhkan diare atau bukan mengatasi penyebabnya.
  • konsumsi cairan seperti kuah sayur, kuah sup, air tajin, air teh, air matang dan larutan gula garam
  • hindari konsumsi minuman dalam kaleng / botol seperti jus buah dan minuman bersoda karena dapat menambah berat diare
  • cairan infus : pemberian cairan melalui selang infus pada diare dehidrasi berat.

Terapi Nutrisi


  • diet susu formula bebas laktosa selama 1 minggu : hanya untuk bayi yang mengalami diare dehidrasi berat, secara klinis memperlihatkan intoleransi laktosa berat dan diare bertambah berat saat diberikan susu.
  • Makan seperti biasa terutama makanan rendah serat dan pisang; jangan berikan makanan padat jika anak sedang mengalami dehidrasi tetapi cukup cairan dan pastikan berbagai tanda dehidrasi berhenti.
  • Hindari makanan berlemak, makanan yang terlalu berat, makanan yang merangsang seperti pedas, terlalu asin dan asam atau makanan yang sudah rusak atau basi; sebaiknya porsi makan jangan terlalu besar.
  • tidak boleh dipuasakan.
  • bayi tetap diberikan ASI.
  • pastikan konsumsi makanan padat setelah mampu makan; berikan makanan lebih sering dari biasanya selama 3 minggu setelah diare

Terapi Pengobatan


antibiotikGambar Antibiotik : tidak diberikan secara rutin; dianjurkan jika penyebabnya diduga kuat bakteri (biasanya diare dengan feses bercampur lendir [disentri amuba] dan/atau darah [disentri basil]), gejala diare sangat parah atau memiliki kekebalan tubuh yang lemah dan rentan terhadap infeksi; pemberian yang tidak tepat akan memperpanjang diare karena disregulasi mikroflora usus.

Komplikasi

dehidrasiGambar Dehidrasi : sekitar 10% diare disertai dehidrasi; bayi dan anak lebih kecil akan lebih mudah, lebih cepat dan lebih berbahaya jika mengalami dehidrasi dibandingkan anak lebih besar dan dewasa karena tubuhnya lebih dominan air dan ketahanan tubuh terhadap dehidrasi jauh lebih rendah.

Pencegahan

Cara mencegah diare :
  • meningkatkan kesehatan perorangan dan lingkungan
  • meningkatkan daya tahan tubuh
Meningkatkan kesehatan perorangan dan lingkungan :
Meningkatkan daya tahan tubuh :
Cara mencegah diare :
  • cuci tangan dengan sabun dan air hangat sebelum makan, setelah memegang daging mentah, setelah menggunakan toilet dan setelah bermain dengan binatang piaraan
  • gunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari
  • menjaga kebersihan kuku terutama kuku panjang
  • menjauhi makanan dan minuman yang meragukan kebersihannya
  • tidak minum air keran
  • menjaga kebersihan dapur dan kamar mandi
  • memisahkan makanan yang mentah dari yang matang
  • makan makanan yang dimasak dari bahan makanan yang segar
  • menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan tertinggal dibawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan
  • buang makanan dan minuman yang sudah kadaluarsa
Cara mencegah penyebaran diare :
  • pastikan penderita menghindari penggunaan handuk atau peralatan makan yang sama dengan anggota keluarga lainnya
  • membersihkan toilet dengan desinfektan setiap setelah buang air besar
  • tetap berada di rumah setidaknya 48 jam setelah periode diare yang terakhir
  • cuci tangan setelah menggunakan toilet, sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan
  • hindari penggunaan kolam renang selama 2 minggu setelah diare terakhir terutama jika penyebabnya parasit cryptospororidium

Referensi

  1. Dr. Med. Ahmad Ramali, K. St. Pamoentjak dan dr. Hendra T. Laksman. 1994. Kamus Kedokteran : Arti dan Keterangan Istilah. Cet. 19. Jakarta : Djambatan. Hal. 79.
  2. Redaksi Alodokter. Diare. www.alodokter.com
  3. dr. Badriul Hegar Syarif, Ph.D., Sp.A(K). 2014. Bagaimana Menangani Diare Pada Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. www.idai.or.id
  4. Arif Mansjoer (ed.), dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Ed. III. FKUI. Media Aesculapius. Hal. 501.
  5. Anonim. Diare. Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
  6. Redaksi Halodoc. 2018. 3 Jenis Dehidrasi pada Anak Diare. www.halodoc.com. Akses 21 Desember 2019.
  7. Catatan Dokter Muda. 2019. Diare Pada Anak. wikibooks.org. Akses 21 Desember 2019.

ARTIKEL TERBARU


| Apendisitis | Kocher Sign | Sitkovsky Sign | Edema Mukosa | Blumberg Sign | Multivitamin | Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer |


ARTIKEL FAVORIT


| Eksudat Fibrinosa | Vulnus Excoriatum | Neoplasma In Situ | Meteorismus | Ekstremitas Bawah | Eksudat | Krusta | Rectal Toucher | Sistem Retikuloendotelial | Kocher Sign |


SPONSOR



A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z

Update 31/03/24