Patofisiologi
edema : aktivasi vasodilator (histamin) mengakibatkan dilatasi arteriole dan kapiler darah sehingga terjadi peningkatan aliran darah lokal dan perembesan plasma darah lalu menyebabkan penimbunan cairan interstisial (cairan ekstraseluler & cairan ekstravaskuler) dan pembengkakan luka jaringan pada awal peradangan.
panas tubuh :
kulit sebagai radiator panas yang efektif untuk keseimbangan
suhu tubuh. Konduksi panas dari inti
tubuh ke kulit sangat efisien karena kecepatan aliran darah dalam fleksus
arteri kecil yang bisa mencapai 30% total curah
jantung. Panas diedarkan
pembuluh darah & disuplai langsung ke fleksus melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak
otot.
- limfosit : limfosit sebagai sel radang akan dikeluarkan dari sirkulasi darah ke jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis saat mengalami peradangan.
- metastasis : penyebaran lokal dari sel kanker dengan cara menembus batas jaringan dan tersebar jauh melalui aliran darah atau aliran getah bening.
- salmonella typhi : salmonella typhi akan berkembang biak dan menyebar melalui aliran darah di dalam tubuh.
Berasal dari aliran darah
Bukan berasal dari aliran darah
demam tifoid :
makrofag yang membawa kuman dari duktus torasikus akan masuk ke dalam sirkulasi darah menuju
sistem retikuloendotelial sehingga terjadilah first bacteremia (bakteriemia primer). Kuman kembali dari
usus ke sirkulasi darah maka terjadilah second bacteremia (bakteriemia sekunder).
luka bakar : koagulasi eksudat tidak terjadi pada luka bakar karena tidak terbentuknya tromboplastin oleh jaringan yang terbakar sehingga saluran limfe tetap terbuka kemudian banyak kuman masuk lalu menyebar ke dalam sirkulasi darah dan berisiko septikemia.
- angina pektoris : suplai oksigen tidak mencukupi karena aliran darah yang mengalir melalui arteri koroner menuju miokardium jantung berkurang, misalnya pada penyakit koroner (spasme koroner, trombus koroner).
- glaukoma : aliran darah pada saraf mata dapat terhenti karena peningkatan tekanan intraokular (TIO) sehingga saraf mata rusak & mati kemudian terjadi kebutaan.
- stroke : kesadaran menurun pada stroke karena gangguan sirkulasi darah (akibat perdarahan, thrombosis atau emboli) di otak (baik serebrum, serebellum atau batang otak).
- syok hipovolemik : menilai respon pemberian cairan kristaloid, status kardiovaskuler dan perfusi perifer dengan cara memasang kateter urin, menampung dan mengukur urin setiap jam untuk melihat respon perbaikan sirkulasi darah.