bekerja dengan cara menghambat sintesisproteinselkuman yaitu menghambat peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses sintesis protein kuman
infeksi berat karena salmonella sp (misalnya demam tifoid), h. influenza (misalnya meningitis), ricketsia, lymphogranuloma-psithachosis, gram negatif yang menyebabkan bakterimia meningitis
sindroma grey (gray syndrome) pada bayi baru lahir (neonatus) terutama bayi prematur yang ditandai dengan distensi abdomen, sianosis, kolaps vasomotor dan pernapasan ireguler dan kematian terjadi dalam beberapa jam.
dewasa, anak dan bayi berumur diatas 2 minggu : 50 mg/kgbb/hari terbagi dalam 3-4 dosis
bayi aterm berumur dibawah 2 minggu : 25 mg/kgbb/hari terbagi dalam 4 dosis
bayi prematur : 25 mg/kgbb/hari terbagi dalam 2-3 dosis
tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui karena keamanannya belum dapat dipastikan
pemberian yang berulang atau terlalu lama sedapat mungkin harus dihindari
perlu dilakukan pemeriksaan hematologi secara berkala pada pemakaian jangka panjang
hanya digunakan untuk infeksi yang sudah jelas penyebabnya kecuali bila ada kemungkinan infeksi berat
untuk indikasi tertentu misalnya infeksi anaerob dan ISK, kloramfenikol baru digunakan bila tidak ada obat lain yang lebih aman dan efektif
perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya superinfeksi dengan bakteri dan jamur
hati-hati pada gangguan fungsi ginjal dan hati, bayi yang lahir prematur dan bayi baru lahir (2 minggu pertama)
dapat menimbulkan diskrasia darah fatal sehingga tidak digunakan untuk infeksi ringan atau keadaan yang bukan indikasi pemberiannya misalnya influenza, batuk, pilek, sakit tenggorokan atau untuk profilaksis
menghambat biotransformasi senyawa lain yang dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati seperti dikumarol, fenitoin, tolbutamid dan turunan sulfonilurea lainnya
pemberian bersama obat lain yang dapat menekan fungsi sumsum tulang perlu dihindari
kloramfenikol menyebabkan penurunan efikasi terapeutik ampisilin
Anonim. 2002. Buku Saku Obat Generik. Fakultas Kedokteran Unhas Makassar. Hal. 31-32.
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.