Home Klinik Kedokteran

Kloramfenikol

Edisi 0.2
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.


Pengertian

Kloramfenikol adalah antibakteri bakteriostatik dan spektrum luas.
Sinonim : chloramphenicol

Gambar Kloramfenikol

Kloramfenikol (goapotik.com)



Penjelasan

Kloramfenikol adalah antibakteri jenis bakteriostatik dan bukan bakterisid.

Komposisi

Sediaan


  • kapsul :
    o 250 mg
  • suspensi :
    o 125 mg/5 ml
  • salep kulit :
    o 2%
  • tetes mata :
    o 0,5%
    o 1%
  • salep mata :
    o 1%

Farmakologi

  • bekerja dengan cara menghambat sintesis protein dari sel kuman yaitu menghambat peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses sintesis protein kuman.
  • kloramfenikol merupakan salah satu golongan antibakteri yang membuat peka corynebacterium diphtheriae.

Indikasi

Kontraindikasi

  • hipersensitivitas terhadap obat ini atau pernah memperlihatkan reaksi toksik akibat pemberiannya
  • gangguan faal hati yang berat
  • gangguan ginjal yang berat

Efek Samping

Posologi

  • dewasa, anak-anak dan bayi berumur diatas 2 minggu : 50 mg/kgbb/hari terbagi dalam 3-4 dosis.
  • bayi aterm berumur dibawah 2 minggu : 25 mg/kgbb/hari terbagi dalam 4 dosis.
  • bayi prematur : 25 mg/kgbb/hari terbagi dalam 2-3 dosis.

Peringatan & Perhatian

  • tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui karena keamanannya belum dapat dipastikan
  • pemberian yang berulang atau terlalu lama sedapat mungkin harus dihindari
  • perlu dilakukan pemeriksaan hematologi secara berkala pada pemakaian jangka panjang
  • hanya digunakan untuk infeksi yang sudah jelas penyebabnya kecuali bila ada kemungkinan infeksi berat
  • untuk indikasi tertentu misalnya infeksi anaerob dan ISK, kloramfenikol baru digunakan bila tidak ada obat lain yang lebih aman dan efektif
  • superinfeksi : perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya superinfeksi dengan bakteri dan jamur; kloramfenikol, ampisilin dan kotrimoksazol termasuk Multi Drug Resistant (MDR) yaitu obat demam tifoid yang sudah resisten.
  • hati-hati pada gangguan fungsi ginjal dan hati, bayi yang lahir prematur dan bayi baru lahir (2 minggu pertama)
  • dapat menimbulkan diskrasia darah fatal sehingga tidak digunakan untuk infeksi ringan atau keadaan yang bukan indikasi pemberiannya misalnya influenza, batuk, pilek, sakit tenggorokan atau untuk profilaksis
  • perlu diperhatikan timbulnya leukopenia, retikulositopenia dan granulositopenia dalam pemeriksaan darah tepi

Interaksi Obat

Referensi

  1. Anonim. 2002. Buku Saku Obat Generik. Fakultas Kedokteran Unhas Makassar. Hal. 31-32.
  2. Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.

ARTIKEL TERBARU


| Apendisitis | Kocher Sign | Sitkovsky Sign | Edema Mukosa | Blumberg Sign | Multivitamin | Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer |


ARTIKEL FAVORIT


| Eksudat Fibrinosa | Vulnus Excoriatum | Neoplasma In Situ | Meteorismus | Ekstremitas Bawah | Eksudat | Krusta | Rectal Toucher | Sistem Retikuloendotelial | Kocher Sign |


SPONSOR



A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z

Update 5/11/22