bekerja terhadap katabolisme purin tanpa mengganggu biosintesis purin
allopurinol dan metabolitnya oxipurinol (alloxanthine) menghambat sintesa asam urat sehingga menurunkan produksi asam urat dengan menghambat reaksi biokimia sesaat sebelum pembentukan asam urat.
secara struktur merupakan analog purin alamiah yaitu hipoxantin
bekerja sebagai penghambat xantin oksidase, yaitu enzim yang berperan dalam perubahan hipoxantin menjadi xantin dan dari xantin menjadi asam urat sebagai produksi akhir metabolisme purin pada manusia
allopurinol mencegah atau menurunkan endapan asam urat karena menurunnya konsentrasi asam urat dalam darah dan urin sehingga mencegah terjadinya gout artritis dan urate nephropathy
anak, wanita hamil dan menyusui belum jelas keamanannya
Dewasa
dosis awal obat : 1 dd 100 mg sehari dan bila perlu dinaikkan 100 mg per minggu sampai dosis maksimal 900 mg sehari; selama 1-3 minggu atau
kondisi ringan : 2-10 mg/kgbb/hari atau 100-200 mg sehari
kondisi sedang : 300-600 mg sehari
kondisi berat : 700-900 mg sehari
dosis pemeliharaan : 200-600 mg sehari
Anak-Anak
anak-anak : dosis anak-anak 10-20 mg/kgbb/hari atau 100-400 mg sehari; <6 tahun maksimal 150 mg per hari; 6-10 tahun dengan kanker maksimal 300 mg per hari.
penggunaan pada anak khususnya saat mengalami keadaan maligna terutama leukemia dan kelainan enzim tertentu misalnya sindrom Lesch-Nyhan.
profilaksis dengan sitostatika 600 mg/hari yang dimulai 3 hari sebelum terapi.
meningkatkan efek toksik merkaptopurin dan azatioprin sehingga dosis keduanya harus dikurangi sampai sepertiga atau seperempat dosis awal
meningkatkan toksisitas siklofosfamid dan sitotoksik lain
menghambat metabolisme obat di hati misalnya kumarin, warfarin
perlu pengurangan dosis probenesid karena allopurinol meningkatkan masa paruh probenesid, klorpropamid sehingga meningkatkan risiko hipoglikemia terutama pada gangguan fungsi ginjal
salisilat dan urikosurik seperti probenesid meningkatkan ekskresi allopurinol sehingga dosis allopurinol harus ditambah
dianjurkan minum yang banyak sehingga memudahkan diuresis allopurinol dan metabolitnya
dialisa jika dianggap perlu
Referensi
Dr. Med. Ahmad Ramali, K. St. Pamoentjak dan dr. Hendra T. Laksman. 1994. Kamus Kedokteran : Arti dan Keterangan Istilah. Cet. 19. Jakarta : Djambatan. Hal. 6.
Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya. Ed. Ke-5, Cetakan Ke-2. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal. 322.
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.