Home Klinik Kedokteran

Allopurinol

Edisi 0.3
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.


Pengertian

Allopurinol adalah obat penurun asam urat dan pencegah encok sebagai inhibitor xantin oksidase.
Sinonim : alopurinol

Gambar Allopurinol

Allopurinol (bidhuan.id)



Penjelasan

?

Komposisi

Sediaan Allopurinol


  • tablet
    o 100 mg
    o 300 mg

Farmakologi

  • bekerja terhadap katabolisme purin tanpa mengganggu biosintesis purin
  • allopurinol dan metabolitnya oxipurinol (alloxanthine) menghambat sintesa asam urat sehingga menurunkan produksi asam urat dengan menghambat reaksi biokimia sesaat sebelum pembentukan asam urat.
  • secara struktur merupakan analog purin alamiah yaitu hipoxantin
  • bekerja sebagai penghambat xantin oksidase, yaitu enzim yang berperan dalam perubahan hipoxantin menjadi xantin dan dari xantin menjadi asam urat sebagai produksi akhir metabolisme purin pada manusia
  • allopurinol mencegah atau menurunkan endapan asam urat karena menurunnya konsentrasi asam urat dalam darah dan urin sehingga mencegah terjadinya gout artritis dan urate nephropathy

Indikasi

Posologi

  • sebaiknya berikan setelah makan (pc)
  • tidak diberikan saat serangan akut
  • dosis harus individualisasi
  • anak, wanita hamil dan menyusui belum jelas keamanannya

Dewasa


  • dosis awal obat : 1 dd 100 mg sehari dan bila perlu dinaikkan 100 mg per minggu sampai dosis maksimal 900 mg sehari; selama 1-3 minggu atau
  • kondisi ringan : 2-10 mg/kgbb/hari atau 100-200 mg sehari
  • kondisi sedang : 300-600 mg sehari
  • kondisi berat : 700-900 mg sehari
  • dosis pemeliharaan : 200-600 mg sehari

Anak-Anak


  • anak-anak : dosis anak-anak 10-20 mg/kgbb/hari atau 100-400 mg sehari; <6 tahun maksimal 150 mg per hari; 6-10 tahun dengan kanker maksimal 300 mg per hari.
  • penggunaan pada anak khususnya saat mengalami keadaan maligna terutama leukemia dan kelainan enzim tertentu misalnya sindrom Lesch-Nyhan.
  • profilaksis dengan sitostatika 600 mg/hari yang dimulai 3 hari sebelum terapi.

Efek Samping

Kontraindikasi

Peringatan & Perhatian

  • efeknya dapat berkurang oleh golongan salisilat dan urikosurik seperti probenesid
  • tidak diberikan saat serangan akut (?)
  • hentikan penggunaan jika timbul gejala kemerahan pada kulit atau gejala alergi
  • hindari pada gangguan fungsi ginjal atau hiperurisemia asimtomatik
  • anjurkan tes fungsi hati berkala selama tahap awal perawatan pada kerusakan fungsi hati
  • pertimbangkan keuntungan dan risikonya pada janin, bayi atau ibunya
  • hati-hati pada penderita yang bekerja dengan konsentrasi penuh seperti pengemudi dan operator mesin karena dapat menyebabkan kantuk
  • sebaiknya minum obat ini setelah makan untuk mengurangi risiko iritasi lambung
  • anjurkan meningkatkan pemberian cairan selama penggunaan allopurinol untuk menghindari risiko batu ginjal
  • harus lakukan pemeriksaan fungsi hati bila terjadi gatal-gatal, anoreksia dan berkurangnya berat badan

Interaksi Obat

  • meningkatkan efek toksik merkaptopurin dan azatioprin sehingga dosis keduanya harus dikurangi sampai sepertiga atau seperempat dosis awal
  • meningkatkan toksisitas siklofosfamid dan sitotoksik lain
  • menghambat metabolisme obat di hati misalnya kumarin, warfarin
  • perlu pengurangan dosis probenesid karena allopurinol meningkatkan masa paruh probenesid, klorpropamid sehingga meningkatkan risiko hipoglikemia terutama pada gangguan fungsi ginjal
  • salisilat dan urikosurik seperti probenesid meningkatkan ekskresi allopurinol sehingga dosis allopurinol harus ditambah
  • meningkatkan ruam kulit akibat interaksi dengan ampisilin
  • efek potensiasi hipoglikemia bersama pemberian glimepiride

Overdosis

  • pernah dilaporkan penggunaan sampai 5 dan 20 gram allopurinol
  • gejala keracunan : pusing, mual dan muntah
  • dianjurkan minum yang banyak sehingga memudahkan diuresis allopurinol dan metabolitnya
  • dialisa jika dianggap perlu

Referensi

  1. Dr. Med. Ahmad Ramali, K. St. Pamoentjak dan dr. Hendra T. Laksman. 1994. Kamus Kedokteran : Arti dan Keterangan Istilah. Cet. 19. Jakarta : Djambatan. Hal. 6.
  2. Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya. Ed. Ke-5, Cetakan Ke-2. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal. 322.
  3. Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.

ARTIKEL TERBARU


| Apendisitis | Kocher Sign | Sitkovsky Sign | Edema Mukosa | Blumberg Sign | Multivitamin | Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer |


ARTIKEL FAVORIT


| Eksudat Fibrinosa | Vulnus Excoriatum | Neoplasma In Situ | Meteorismus | Ekstremitas Bawah | Eksudat | Krusta | Rectal Toucher | Sistem Retikuloendotelial | Kocher Sign |


SPONSOR



A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z

Update 12/02/22