Home Klinik Kedokteran

Demam Berdarah Dengue

Edisi 1.1
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.


Pengertian

Demam berdarah dengue adalah penyakit tropik, penyakit menular dan penyakit infeksi virus karena virus dengue dengan gambaran klinis terutama demam bifasik, manifestasi perdarahan, trombositopenia, leukopenia dan kehilangan plasma darah serta dapat menyebabkan syok hipovolemik.
Sinonim : DBD, dengue haemorrhagic fever, DHF | Kompetensi : 3A | Laporan Penyakit : 0405 | ICD X : A.91

Gambar Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (rsbm.baliprov.go.id)



Penjelasan

Demam berdarah dengue adalah penyakit menular ke manusia melalui gigitan vektor nyamuk dari aedes aegypti, aedes albopictus, aedes polynesiensis dan aedes scutellaris.
Demam berdarah dengue dengan demam bifasik yang mendadak tinggi dan berlangsung selama 2-7 hari.
Demam berdarah dengue dengan manifestasi perdarahan berupa perdarahan kulit (petekie, purpura, ekimosis) yang diperiksa dengan uji tourniquet positif dan perdarahan spontan (epistaksis, melena, hematemesis).
Demam berdarah dengue dengan trombositopenia karena supresi sumsum tulang (supresi hematopoiesis), destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit. Trombositopenia juga terjadi pada demam dengue.
Demam berdarah dengue dengan kehilangan plasma darah berupa hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20% dari normal), efusi pleura dan ascites. Tanpa kehilangan plasma darah terjadi pada demam dengue.

Epidemiologi

  • sering terjadi pada musim hujan.
  • menyerang anak-anak, remaja dan dewasa.

Penyebab

Faktor Etiologi


Jenis

Dasar Klinis


  • dengue tanpa tanda bahaya
  • dengue dengan tanda bahaya
  • dengue berat

Patogenesis

  • teori imunopatogenesis :
    o humoral
    o limfosit T
    o monosit & makrofag
    o komplemen
  • teori secondary heterolous infection

Teori Imunopatogenesis


Humoral :
  • pembentukan antibodi dalam netralisasi virus
  • komplemen dalam memediasi sitolisis
  • antibodi dalam memediasi sitotoksisitas
  • antibodi juga mempercepat replikasi virus dalam makrofag & monosit
  • limfosit T (CD4 & CD8), diferensiasi T helper
    o Th1 : IFN γ, IL-2, Limfokin
    o Th2 : IL-4, IL-5, IL-6, IL-10
  • monosit & makrofag : fagositosis virus, yang justru menyebabkan replikasi virus & sekresi sitokin oleh makrofag
  • komplemen : mengalami aktivasi, membentuk C3a & C5a

Teori Secondary Heterolous Infection


  • DBD terjadi bila ada infeksi rekuren oleh virus dengue yang berbeda tipe
  • infeksi rekuren ini menyebabkan reaksi "anamnestik antibodi" yang menyebabkan konsentrasi kompleks imun yang tinggi
Konsentrasi kompleks imun yang tinggi menyebabkan aktivasi :
  • makrofag → fagositosis kompleks virus-antibodi → virus bereplikasi didalam makrofag
  • T-helper & T-sitotoksik
  • komplemen (C3a & C5a) juga menyebabkan kebocoran plasma
Aktivasi T-helper & T-sitotoksik memproduksi :
  • limfokin
  • IFN γ → mengaktivasi monosit → mensekresikan mediator inflamasi (TNFα, IL-1, PAF, IL-6, histamin) → menyebabkan disfungsi endotel & kebocoran plasma
Efek virus langsung terhadap host :
  • induksi sitokin oleh monosit (TNF-α, IL-1β) → kebocoran kapiler & shock
  • supresi hematopoiesis menyebabkan trombositopenia & perdarahan.
  • hambatan PAI (Plasminogen Activator Inhibitor) menyebabkan perdarahan.
  • kerusakan sel hepar → peningkatan transaminase & nekrosis hepar
Respon host terhadap infeksi virus dengue :
  • produksi sitokin oleh limfosit T spesifik dengue (IFN-γ, IL-2, TNF-β) → kebocoran kapiler & shock
  • lisis oleh limfosit T dan sel NK terhadap monosit yang terinfeksi virus → kebocoran kapiler & shock
  • cross-reactivity antara antibody anti-dengue terhadap plasminogen menyebabkan perdarahan.
  • pembentukan & aktivasi kompleks imun menyebabkan trombositopenia & perdarahan.

Patofisiologi

  • penderita : penderita demam berdarah dengue setelah nyamuk aedes aegypti menggigit seseorang yang tidak memiliki kekebalan tubuh (umumnya anak-anak) terhadap virus dengue.
  • penyakit menular : DBD menular ke manusia melalui gigitan vektor nyamuk dari aedes aegypti, aedes albopictus, aedes polynesiensis dan aedes scutellaris.
  • carrier : jika memiliki kekebalan tubuh terhadap virus dengue maka orang tersebut masih bisa menularkannya kepada orang lain (disebut carrier).
  • asimtomatik : demam berdarah dengue dapat bersifat asimtomatik.
  • masa inkubasi : gejala nyeri kepala, nyeri tulang belakang dan lelah biasanya terjadi pada masa inkubasi (4-6 hari).
  • IgM : IgM terdeteksi pada hari ke-1 sampai ke-6 (fase akut) dan persisten selama 60-90 hari.
  • IgG : IgG terdeteksi setelah hari ke-5 pasca infeksi dan persisten selama beberapa tahun; dapat terjadi respon anamnestik IgG pada infeksi sekunder.
  • kesadaran : kesadaran menurun pada kondisi sindrom syok dengue.
  • tekanan darah : tekanan darah bisa normal (normotensi) atau menurun (hipotensi); hipotensi pada sindrom syok dengue.
  • nadi : nadi bisa normal, takikardia atau tidak teraba; takikardia hingga nadi tidak teraba terjadi pada sindrom syok dengue; hati-hati bila terjadi takikardia saat suhu tubuh menurun.
  • pernapasan : dispnea karena kehilangan plasma darah hingga efusi pleura.
  • suhu : fase demam 39,4°C - 40,5°C, fase kritis <37,5°C dan fase pemulihan <38°C.
demam bifasikGambar Demam Bifasik : demam berlangsung selama 2-7 hari; demam mendadak tinggi selama beberapa hari (fase demam) lalu suhu mendadak turun pada hari ke-3 atau ke-4 (fase kritis) kemudian naik kembali pada hari ke-5 atau ke-7 (fase pemulihan); hati-hati pada fase kritis dari demam bifasik karena berisiko mengalami kegawatan.
  • perdarahan : manifestasi perdarahan DBD berupa perdarahan kulit (ruam) dan perdarahan spontan
  • perdarahan kulit : perdarahan kulit seperti petekie, purpura, ekimosis berbentuk bintik-bintik merah dengan uji bendung positif.
  • perdarahan spontan : perdarahan spontan seperti perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi saat sikat gigi), melena dan hematemesis.
  • nyeri abdomen : tekanan intra abdomen meningkat.
  • ruam kulit : di badan terdapat bintik-bintik merah (ruam) yang tidak hilang saat ditekan; biasanya ruam kulit muncul pada hari ke-3 atau ke-4 sejak demam.
  • kejang : biasanya kejang terjadi pada anak karena panas tinggi.
  • melena : melena karena perdarahan lambung
  • dehidrasi : bisa terjadi dehidrasi pada fase demam.
  • hepatomegali : pembesaran hepar (hepatomegali) >2 cm.
hematokrit : kadar hematokrit meningkat 5-10% dari nilai normal (hemokonsentrasi); hati-hati bila kadar hematokrit meningkat >20% dari nilai normal pada hari ke-3; hemokonsentrasi disertai penurunan cepat trombosit (trombositopenia) <100.000 sel/mm³ merupakan tanda bahaya DBD.
  • trombositopenia : kadar trombosit <150.000 sel/mm³; hati-hati bila kadar trombosit menurun <100.000 sel/mm³ pada hari ke-3 sampai ke-8.
  • leukopenia : kadar leukosit ≤5.000 sel/mm³.
  • limfositosis : limfositosis relatif & limfosit plasma biru >5% pada hari ke-3.
  • SGOT & SGPT : hati-hati bila rasio SGOT/SGPT >2 bisa pertanda DSS.
  • NS1 : NS1 positif pada 1-5 hari demam.
  • hipoproteinemia : hipoproteinemia karena kehilangan plasma darah.
  • hapusan darah tepi : limfositosis relatif & limfosit plasma biru >5% pada hari ke-3.
  • uji hemaglutinasi inhibisi : HI test di awal rawat inap dan akhir rawat inap (surveillance).
  • foto toraks : foto toraks memperlihatkan efusi pleura pada hemitoraks kanan posisi lateral dekubitus kanan; efusi pleura juga akan terlihat di kedua hemitoraks pada kasus DBD yang lebih berat.
  • USG : USG menampilkan gambaran asites dan efusi pleura.

Gejala

Diagnosis

Dasar Diagnosis


Keadaan Umum


Pemeriksaan Tanda Vital


Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Laboratorium


  • pemeriksaan darah tepi :
    o trombositopenia
    o hematokrit
    o leukopenia
    o neutropenia
    o hemoglobin
  • pemeriksaan serum transaminase :
    o SGOT dan SGPT meningkat
  • pemeriksaan NS1 : positif
  • hapusan darah tepi :
    o limfositosis relatif
    o limfosit plasma biru > 5%
  • faktor hemostasis :
    o PT
    o APTT
    o fibrinogen
    o D-Dimer
    o FDP
  • uji hemaglutinasi inhibisi (HI test)
  • deteksi antibodi (respon imun) :
    o IgM ELISA (Mac. ELISA)
    o IgG ELISA
  • isolasi, deteksi & identifikasi virus dengue :
    o mammalian cell culture
    o mosquito cell culture
    o mouse inoculation
    o mosquito inoculation
    o PCR
    o hybridization probes
    o immunohistochemistry

IgM ELISA (Mac. ELISA)


  • fluorescent antibody test
  • ELISA
  • dot blot test

IgG ELISA


  • hemagglutination inhibiton test
  • plaque reduction neutralization test
  • fluorescent antibody test
  • ELISA
  • fluorescent antibody test
  • complement fixation test

Pemeriksaan Radiologi


Tanda Lain


Tanda Bahaya


Dengue Berat


  • tanda syok + gangguan pernapasan
  • perdarahan berat
  • gangguan organ berat :
    o SGOT/SGPT

Kondisi Penyerta


Penatalaksanaan

  • terapi umum
  • terapi komplikasi

Terapi Umum


  • rehidrasi oral : terapi umum DBD mirip perawatan diare yaitu rehidrasi oral dengan banyak minum (air masak, susu, teh atau minuman lain) dan cairan cukup.
  • istirahat :
    o tirah baring
    o kompres dingin (kompres es)
  • diet :
    o makanan lunak
  • medikamentosa :
    o simptomatik
    o parasetamol (hindari asetosal)
  • terapi suportif : fungsi terapi suportif untuk mengontrol jumlah cairan plasma darah.

Paracetamol


  • dosis dewasa : 4000 mg/hari.
  • anak
    o 6 - 12 tahun : 2000 mg/hari
    o 1 - 6 tahun : 1000 mg/hari
  • bayi
    o 3 bulan - 1 tahun : 500 mg/hari
  • frekuensi : 3 - 4 kali sehari.
  • hentikan paracetamol bila demam sudah stabil turun.

DBD Tanpa Syok


Terapi Komplikasi


  • syok segera diatasi
  • minum banyak (lebih baik oralit / air kelapa)
  • infus ringer laktat (RL), salin (NaCl 0,9%)
  • WHO :
    o dekstrose 5% + salin
  • bila ada perdarahan, transfusi darah segar
  • bila hanya DSS tanpa perdarahan, berikan plasma darah saja
  • larutan koloid golongan karbohidrat (dekstran atau HES / hexaethyl starch)
  • albumin
Demam berdarah dengue dengan hematokrit >20% atau perdarahan spontan :
  • cairan infus kristaloid 6-7 ml/kg/jam
  • jika membaik dalam 3-4 jam maka cairan dikurangi jadi 5 ml/kg/jam
    jika membaik lagi dalam 2 jam maka cairan dikurangi lagi jadi 3 ml/kg/jam
    jika membaik lagi maka cairan dihentikan setelah 24-48 jam
  • jika memburuk maka cairan ditambahkan menjadi 10 ml/kg/jam
  • jika trombosit normal maka pasien dipulangkan kemudian dianjurkan berkunjung kembali setelah 24 jam.
  • penderita dengan gejala pre shock harus dirawat di rumah sakit.

Rujuk


  • tanpa tanda bahaya dengan kondisi penyerta
  • tanda bahaya :
    o rehidrasi IV kristaloid
  • dengue berat :
    o rehidrasi IV kristaloid
    o transfusi darah

Monitoring

  • menilai tanda bahaya sampai melewati fase kritis.
  • sebaiknya melakukan pemeriksaan darah rutin dan serum transaminase setelah 4 minggu pasca perawatan untuk menilai adanya gejala sisa.

Komplikasi

Diagnosis Banding

Prognosis

prognosisGambar Prognosis : prognosis demam berdarah dengue derajat I baik; prognosis lebih ringan pada anak; prognosis cukup berat bila ada syok atau perdarahan; pasien dapat meninggal dalam waktu kurang dari 7 hari bila tidak ditolong dengan cepat dan tepat atau dalam 2-3 hari karena turunnya tekanan darah (hipotensi).

Pencegahan

  • pencegahan primer
  • pencegahan sekunder

Pencegahan Primer


  • menjaga kebersihan
  • menguras tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi/WC, tempayan, drum atau tempat minum hewan peliharaan, minimal seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate (abatisasi).
  • menutup rapat-rapat tempat penampungan air setelah mengambil airnya agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak.
  • mengubur dan menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan dan sudah tidak terpakai seperti plastik bekas, kaleng dan lain-lain.
  • banyak minum air

Pencegahan Sekunder


  • segera bawa keluarga atau orang sekitar yang menderita DBD ke dokter.

Abatisasi


  • 1 gram bubuk abate cukup untuk 10 liter air atau 10 gram untuk 100 liter atau 1 sendok makan (rata diatas) berisi 10 gram abate.
  • ulangi setiap 3 bulan

Referensi

  1. Prof. DR. Dr. A. Halim Mubin, SpPD, MSc, KPTI. 2008. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam : Diagnosis dan Terapi. Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal. ?.
  2. Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas. Hal. 42-46.
  3. Dwi Yuda Herdanto, Surendra Prabhawa. 2009. 20 Penyakit Umum di Indonesia. www.yudaherdanto.com. Hal. 2-6.
  4. Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Glosarium Data & Informasi Kesehatan. Hal. ?.
  5. James Chin, MD, MPH. (ed.). Dr. I Nyoman Kandun, MPH. (ed. penerj.). Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Ed 17. 2000. Hal. ?.
  6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. 2004. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Hal. ?.
  7. Djatnika Setiabudi. Fluid Treatment Choice in Dengue Infection. Child Health Department Medical Faculty Padjadjaran University.
  8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Atlas Vektor Penyakit di Indonesia. Seri 1 Cetakan ke-2. Hal. ?.
  9. Danny Wiradharma. 1999. Diagnosis Cepat Demam Berdarah Dengue. Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Hal. ?.
  10. Anonim. DBD (Demam Berdarah Dengue). Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
  11. Dr. Daeng Muhammad Faqih, SH, MH, dkk. 2016. Panduan Tatalaksana 20 Kasus Non Spesialistik Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. BPJS Kesehatan. Jakarta. Hal. 34-37.

ARTIKEL TERBARU


| Apendisitis | Kocher Sign | Sitkovsky Sign | Edema Mukosa | Blumberg Sign | Multivitamin | Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer |


ARTIKEL FAVORIT


| Eksudat Fibrinosa | Vulnus Excoriatum | Neoplasma In Situ | Meteorismus | Ekstremitas Bawah | Eksudat | Krusta | Rectal Toucher | Sistem Retikuloendotelial | Kocher Sign |


SPONSOR



A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z

Update 9/11/22