Home Klinik Kedokteran

Covid-19

Edisi 0.7
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.


Pengertian

Covid-19 adalah penyakit zoonosis, penyakit sistem pernapasan, penyakit menular dan penyakit infeksi virus karena SARS-CoV-2 dengan manifestasi klinis terutama demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan atau gambaran pneumonia.
Sinonim : coronavirus disease 2019, penyakit virus corona 2019, pneumonia covid-19

Gambar Covid-19

Covid-19 (jateng.idntimes.com)



Penjelasan

Covid-19 adalah penyakit menular yang menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet infection).
Covid-19 adalah penyakit infeksi virus karena SARS-CoV-2 (salah satu jenis virus corona) yang pertamakali dilaporkan 31 Desember 2019 & diberi nama resmi oleh WHO pada tanggal 11 Februari 2020.
Covid-19 berupa batuk yaitu batuk kering (67,7% kasus) dan produksi dahak (33,4% kasus).

Penyebab

Faktor Etiologi


Faktor Risiko


  • bayi
  • anak kecil
  • lansia
  • orang dengan kekebalan tubuh lemah
  • penyakit jantung
  • penyakit paru-paru
  • musim gugur & musim dingin.
  • riwayat perjalanan dari wilayah atau negara wabah.
  • riwayat kontak dengan penderita lain yang terinfeksi.

Epidemiologi

Penularan


  • temuan pertama kali pada 66% pasien berkaitan atau terpajan dengan satu pasar seafood atau live market di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, lalu cepat & luas menyebar ke seluruh dunia sebagai pandemi.
  • laporan pertama ke WHO pada 31 Desember 2019.
  • sumber awal dari hewan terutama kelelawar lalu berevolusi menginfeksi manusia kemudian menyebar antar manusia.
  • penyebaran melalui kontak jarak dekat dengan pasien misalnya berjabat tangan, menyentuh tangan atau wajah penderita; penyebaran melalui tinja jarang terjadi.
  • virus corona : virus corona termasuk droplet infection karena menular melalui sentuhan mata, hidung atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur (droplet) pengidap virus corona.

Patofisiologi

  • tuberkulosis paru : estimasi global 1,2 juta kematian karena TB paru pada kelompok individu HIV negatif & 209.000 pada HIV positif (2019); 1,3 juta pada HIV negatif & 214.000 pada HIV positif (2020); peningkatan diduga berkaitan COVID-19.

Diagnosis

  • anamnesis :
    o faktor risiko : riwayat kesehatan
    o gejala (dapat asimtomatik)
  • pemeriksaan fisik
  • pemeriksaan laboratorium :
    o pemeriksaan darah perifer lengkap (DPL)
    o fungsi hepar
    o fungsi ginjal
  • pemeriksaan penunjang :
    o foto rontgen toraks
    o PCR (rRT-PCR)
    o immunoassay
    o CT scan toraks
  • ODR
  • ODP
  • PDP
  • Probable
  • Konfirmasi

Gejala


  • gejala umum covid-19 berupa gangguan pernapasan akut seperti demam (suhu tubuh >38°C), batuk dan sesak napas yang muncul dalam waktu 2-14 hari setelah terpapar virus corona.
  • gejala infeksi pernapasan ringan mirip gejala influenza diantaranya demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan dan sakit kepala; serupa gejala infeksi pernapasan berat diantaranya demam tinggi, batuk berdahak, batuk berdarah, sesak napas dan nyeri dada.
  • segera ke dokter jika memiliki gejala covid-19, terutama jika gejala muncul dalam 2 minggu setelah kembali dari wilayah yang memiliki kasus covid-19 atau berinteraksi dengan penderita infeksi virus corona.
  • jika tidak mengalami gejala penyakit apa pun, tidak perlu pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain (isolasi mandiri).

Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap (DPL)


Foto Rontgen Toraks


Untuk deteksi

rRT-PCR


  • untuk asam nukleat virus corona.
  • melalui usap nasofaring (swab tenggorokan) atau pemeriksaan sampel dahak.
  • hasil dalam beberapa jam hingga 2 hari.

Immunoassay


CT Scan Toraks


ODR (Orang Dalam Risiko)


  • riwayat perjalanan ke negara/wilayah terjangkit dalam 14 hari terakhir.
  • tidak ada gejala sakit (orang sehat).

ODP (Orang Dalam Pemantauan)


  • riwayat perjalanan ke negara/wilayah terjangkit dalam 14 hari terakhir.
  • ada gejala sakit (orang sakit) :
    o demam atau riwayat demam
    o batuk/pilek/nyeri tenggorokan
  • tidak ada gejala pneumonia

PDP (Pasien Dalam Pengawasan/Suspek)


pneumoniaGambar Pneumonia : tidak ada gejala pneumonia tetapi ada riwayat datang dari Provinsi Hubei Tiongkok atau riwayat kontak dengan kasus positif Covid-19 atau bekerja/mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan yang merawat kasus positif Covid-19 atau riwayat kontak dengan hewan penular (misalnya kelelawar).
  • riwayat perjalanan ke negara/wilayah terjangkit dalam 14 hari terakhir.
  • ada gejala sakit (orang sakit) :
    o demam tinggi (>380C) atau riwayat demam
    o batuk/pilek/nyeri tenggorokan
  • pneumonia ringan sampai pneumonia berat berdasarkan gejala klinis dan/atau gambaran radiologis atau.

Probable


  • orang sakit tetapi
  • para ahli ragu menyimpulkan hasil laboratorium
  • ditemukan pan-beta coronavirus

Konfirmasi


  • orang sakit dan
  • hasil laboratoriumnya ditemukan coronavirus

Penatalaksanaan

  • vaksin khusus untuk covid-19 sudah ada.
  • obat antivirus khusus untuk covid-19 belum ada.
  • rujuk penderita/PDP (Pasien Dalam Pengawasan) untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit yang ditunjuk.
  • terapi suportif
  • terapi simtomatik
  • terapi eksperimental :
    o antibakteri (bila disertai infeksi bakteri)
    o antivirus
  • terapi imun : vitamin C 500 mg 1x1.
  • terapi psikologis (risiko psikosomatik) : intervensi krisis psikologis karena perasaan terjebak di bawah karantina, pembatasan perjalanan, dan isolasi.

Terapi Suportif


  • isolasi
  • gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit tenggorokan dan batuk.
  • perbanyak istirahat dan makan.
  • terapi cairan : terapi cairan dengan banyak minum air putih.
  • ventilator mekanik (bila gagal napas)

Terapi Simtomatik


Antivirus


  • kombinasi : lopinavir & ritonavir (lebih terpilih)
  • oseltamivir : 2 x sehari
  • remdesivir
  • interferon beta
  • triazavirin
  • klorokuin
  • galidesivir
  • kombinasi : darunavir & cobicistat

Kriteria Kembali Bekerja


  • suhu tubuh normal selama tiga hari berturut-turut.
  • sembuh dari gejala saluran napas.
  • perbaikan hasil CT scan.
  • hasil RT-PCR negatif dengan dua pemeriksaan berturut-turut dengan jarak satu hari.
  • karantina di rumah selama 5 hari lalu ulangi pemeriksaan RT-PCR setelah 5-13 hari kemudian.

Komplikasi

  • pneumonia berat
  • sindrom gangguan pernapasan akut (acute respiratory distress syndrome)
  • gagal napas
  • infeksi sekunder pada organ lain
  • sepsis
  • komplikasi jantung :
    o gagal jantung
    o aritmia
    o acute cardiac injury
  • gagal ginjal
  • kegagalan multiorgan
  • kematian
pasien covid-19 lebih berisiko mengalami komplikasi jantung jika memiliki riwayat gangguan jantung. Penderita covid-19 lebih berisiko mengalami komplikasi pneumonia jika mengalami hiperkoagulopati (90% kasus).

Pencegahan

infeksiGambar Infeksi : kurangi risiko infeksi dengan tetap berada di rumah dan hindari bepergian ke tempat umum (social distancing); jangan menyentuh wajah, mata, hidung atau mulut sebelum mencuci tangan; tidak kontak jarak dekat dengan penderita (berjabat tangan, menyentuh tangan); hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
  • Tekan laju penyebaran virus untuk melandaikan kurva epidemi/pandemi sehingga menurunkan risiko tenaga medis kewalahan menghadapi lonjakan jumlah pasien & menambah waktu mengembangkan pengobatan.
  • pakai masker buat ODP yang batuk, flu, bersin, saat berhadapan dengan orang atau petugas kesehatan yang sedang menangani pasien terduga untuk mencegah penularan di tempat umum; PDP memakai masker bedah.
  • etika batuk & bersin yaitu lakukan higiene pernapasan yang baik dengan menutup hidung & mulut dengan tisu atau siku tertekuk lalu segera buang tisu yang sudah dipakai ke tempat sampah.
  • cuci tangan : cuci tangan sebelum makan, saat tangan kotor, merawat orang sakit, setelah batuk, bersin, dari toilet atau menangani hewan/kotoran hewan selama ≥20 detik; gunakan sabun, air mengalir atau sanitasi tangan beralkohol ≥60% setelah beraktivitas.
  • makanan : konsumsi makanan yang halal dan thayyib; masak daging dan telur sampai matang; gunakan telenan dan pisau yang berbeda untuk daging mentah dan makanan yang dimasak.
  • bersih & sterilkan permukaan benda (materi) yang sering digunakan.
  • Intervensi sosial : jaga jarak dengan menutup sekolah & kantor, batasi perjalanan & batalkan pertemuan massa dalam jumlah besar.
  • hindari kontak dekat dengan orang yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti demam, batuk, pilek dan bersin.
  • lengkapi status imunisasi anak terutama vaksin terkait pneumonia (seperti vaksin DPT, vaksin HiB, vaksin campak, vaksin PCV, dan vaksin influenza).

ODP (orang dalam pemantauan)


  • Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu; bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
  • jangan keluar rumah kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
  • periksakan diri ke dokter hanya bila anda mengalami gejala gangguan pernapasan yang disertai demam atau memenuhi kriteria PDP (pasien dalam pengawasan).
  • larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk anda sampai anda benar-benar sembuh.
  • sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sakit.
  • hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi dan perlengkapan tidur dengan orang lain.
  • pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain.
  • etika batuk & bersin yaitu lakukan higiene pernapasan yang baik dengan menutup hidung & mulut dengan tisu atau siku tertekuk lalu segera buang tisu yang sudah dipakai ke tempat sampah.
  • jangan meludah di sembarang tempat.

Prognosis

  • prognosis buruk : lanjut usia (>50 tahun), ibu hamil, orang yang sedang sakit, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah; riwayat hipertensi, diabetes, atau penyakit kardiovaskular.
  • Pemeriksaan laboratorium : peningkatan level interleukin-6 dalam darah, troponin I jantung sensitivitas tinggi, dehidrogenase laktat dan limfopenia, nilai d-dimer lebih besar dari 1 µg/mL, nilai SOFA tinggi.
  • angka mortalitas covid-19 1–3% dengan data awal 12% (SARS sekitar 10% sedangkan MERS sekitar 40%).
  • lama kematian 6-41 hari dengan rata-rata 14 hari.

Diagnosis Banding

Penelitian

  • Seorang penderita yang sudah menunjukkan hasil negatif melalui pemeriksaan RT-PCR sebelumnya, masih memiliki kemungkinan untuk menjadi pembawa sifat (carrier).

Referensi

  1. dr. Arif Santoso, Sp.P(K). Ph.D, FAPSR. 2020. Pneumonia 2019 novel Coronavirus outbreaks : New potential pandemic ? Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Sulawesi.
  2. Wikipedia. 2020. Penyakit Koronavirus 2019. wikipedia.org. Akses 23 Maret 2020.
  3. dr. Rizal Fadli. 2020. Coronavirus. www.halodoc.com. Akses 23 Maret 2020.
  4. dr. Merry Dame Cristy Pane. 2020. Virus Corona. www.alodokter.com. Akses 23 Maret 2020.
  5. Kemenkes RI. 2020. Istilah Pasien Covid-19.
  6. Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, Ph.D. 2020. Ketika Sains Bertemu Takdir : Pelajaran dari Wabah Infeksi Sars-CoV2. Stem-cell and Cancer Institute, KalbeGenomics Laboratory, Indonesia.
  7. Erlina Burhan, Fathiyah Isbaniah, Agus Dwi Susanto dkk., 2020. Pneumonia Covid-19 : Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).

ARTIKEL TERBARU


| Apendisitis | Kocher Sign | Sitkovsky Sign | Edema Mukosa | Blumberg Sign | Multivitamin | Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer |


ARTIKEL FAVORIT


| Eksudat Fibrinosa | Vulnus Excoriatum | Neoplasma In Situ | Meteorismus | Ekstremitas Bawah | Eksudat | Krusta | Rectal Toucher | Sistem Retikuloendotelial | Kocher Sign |


SPONSOR



A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z

Update 24/12/22