Patofisiologi
Asma Bronkial
asma bronkial (
anti asma) : [diagnosis] APE meningkat ≥ 60 liter/menit atau ≥ 20% setelah pemberian bronkodilator (Short Acting Beta 2 Agonis/SABA misalnya salbutamol) mengindikasikan adanya respon bronkodilator atau kemungkinan diagnosis asma bronkial.
[penatalaksanaan] sediaan inhalasi untuk serangan asma intermitten dan untuk serangan asma akut pertama; bila perlu tambahkan inhalasi bronkodilator (Short Acting Beta 2 Agonis/SABA misalnya salbutamol) sebagai obat pelega, tidak melebihi 3-4 kali sehari.
Penyakit Lain
- asma akut : [penatalaksanaan] nebulasi β2 agonis (misalnya salbutamol) setiap 20 menit selama 1 jam; β2 agonis (misalnya salbutamol) setiap 4 jam jika mengalami sesak ringan setelah melakukan nilai klinis selama 1 jam.
- asma intermiten : [penatalaksanaan] agonis β2 inhalasi (misalnya salbutamol)/kromolin dipakai sebelum exercise/pajanan alergen.
- pneumonia : [penatalaksanaan] pemberian antitusif pada batuk yang sangat parah dan tergantung jenis antitusif seperti codein 3 x 8 mg sehari, dextromethorphan atau bronkodilator (teofilin atau salbutamol).
- PPOK : obat PPOK berupa kombinasi ipratropium bromida + salbutamol