mycobacterium tuberculosis : partikel aerosol berukuran lebih kecil dapat melewati nasofaring, trakea hingga bronkus kemudian terkumpul di saluran pernapasan distal.
asma bronkial : asma bronkial karena hiperaktivitas bronkus terhadap suatu rangsangan yang menyebabkan gejala episodik berulang namun biasanya dapat membaik secara spontan ataupun dengan pengobatan; inflamasi yang berlangsung lama (radang kronik) atau inflamasi yang berat secara klinis berhubungan dengan hiperaktivitas bronkus.
tuberkulosis paru : suara nafas (bronkial & redup) dan ronki basah merupakan tanda-tanda adanya infiltrat; suara nafas amforik karena adanya kavitas yang berhubungan langsung dengan bronkus; [diagnosis] suara nafas pasien TB paru adalah bronkial, amforik & melemah (redup) pada pemeriksaan paru.
bronkitis : pengumpulan sputum di bronkus lama kelamaan akan menyumbat saluran napas sehingga menimbulkan gejala sesak napas.
bronkitis akut : bronkitis akut terjadi bila ISPA tidak sembuh dan menyebar ke bronkus.
bronkitis kronis : paparan zat kimia atau asap rokok memicu reaksi peradangan dengan tanda produksi lendir di dinding bronkus; kebiasaan merokok akan memicu reaksi peradangan terus-menerus sehingga bronkus menyempit dan mengeras.
salbutamol : alpha-adrenergic blocker (injeksi intravena) dan agen beta-blocking (per oral) untuk mengatasi risikokonstriksi bronkus pada kasus asmatikus; pengobatan kejang bronkus pada pasien dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi karena efek stimulasinya terhadap jantung lebih kecil sehingga lebih aman daripada isoprenalin dan bekerja lebih lama.
diphenhydramine : [efek samping] sistem pernapasan berupa pengentalan sekresi bronkus, dada atau tenggorokan terasa sesak dan berbunyi, rasa kaku pada hidung.
Referensi
Dr. Med. Ahmad Ramali, K. St. Pamoentjak dan dr. Hendra T. Laksman. 1994. Kamus Kedokteran : Arti dan Keterangan Istilah. Cet. 19. Jakarta : Djambatan. Hal. 35.