Meteorismus
Edisi 1.3
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.
... Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia .... (QS. an-Nahl [16] : 69)
Faktor Etiologi Meteorismus
- Akumulasi udara dalam rongga usus atau rongga peritoneum.
Faktor Risiko Meteorismus
- Mengonsumsi makanan tertentu
- Kebiasaan makan yang salah
- Gangguan sistem pencernaan dan kondisi medis tertentu
Faktor Risiko Lain
- Efek samping obat
Penjelasan
- Faktor risiko lain meliputi kekurangan aktivitas fisik, kurangnya olahraga yang dapat menghambat fungsi pencernaan,[5] dan berada pada ketinggian seperti di puncak gunung.[4]
- Perut kembung terkait dengan hipersensitivitas usus, akumulasi gas, aktivitas bakteri usus, dan kondisi lainnya.[11][12][13]
Mengonsumsi Makanan Tertentu
- Sistem pencernaan tidak mampu menguraikan komponen makanan tertentu akibat asupan serat tinggi, seperti buah, sayuran, gandum utuh, kacang-kacangan, makanan pemicu intoleransi laktosa atau gluten, atau makanan yang mengandung pemanis buatan.[5][7]
- Konsumsi makanan flatugenik (makanan yang memicu produksi gas secara berlebihan), misalnya umbi-umbian, keju, kol, sawi, kubis, brokoli, asparagus, jamur, bawang, kismis, apel, pir, keju, yoghurt, dan sejenisnya, dapat menyebabkan peningkatan produksi gas dalam sistem pencernaan.[4][6][10]
- Fermentasi makanan yang tidak mengalami pencernaan sempurna oleh bakteri dalam usus besar.[4][8][10]
- Konsumsi minuman bersoda atau berkarbonasi.[5][6]
Kebiasaan Makan yang Salah
- Aerofagia, yaitu menelan udara secara berlebihan (normal jika menelan sedikit udara) saat berbicara, makan, minum, atau menelan air liur.[2][5][6][7][8][10] Pada kasus bayi, keadaan aerofagia sering terjadi akibat seringnya bayi menangis atau batuk, serta disebabkan oleh teknik menyusu yang kurang tepat, seperti puting susu yang tidak pas di mulut bayi atau penggunaan botol susu yang tidak terisi penuh dengan susu tetapi mengandung udara.[4][9]
- Kebiasaan makan yang dapat menyebabkan timbulnya gejala perut kembung, seperti makan dan minum dengan cepat,[7][10][11] konsumsi makanan berlemak secara rutin, mengonsumsi porsi makan yang berlebihan, menggunakan sedotan, berbicara saat makan, mengunyah permen karet, atau merokok.[7][11]
- Bayi yang mengalami overfeeding juga dapat mengalami distensi abdomen karena susu yang tidak tercerna.[9]
Gangguan Sistem Pencernaan dan Kondisi Medis Tertentu
- Sindrom malabsorbsi dapat menyebabkan gangguan pencernaan, penyerapan makanan, akumulasi sisa makanan dalam sistem pencernaan, dan konstipasi karena lamanya waktu yang diperlukan untuk pencernaan.[4][7]
- Pelemahan peristaltik usus,[6][8] yang disebabkan oleh kekurangan kalium setelah diare, penggunaan antispasmodik, atau kondisi penyakit berat seperti ileus paralitik,[2][4] dapat menyebabkan gangguan motilitas usus.
- Small intestinal bacterial overgrowth (SIBO) adalah infeksi bakteri dalam saluran pencernaan yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan bakteri di usus kecil,[4][8] yang dapat memicu peradangan dan produksi gas yang berlebihan.
- Obstruksi usus,[4][6][8] seperti pada kasus hernia,[6] dan ileus obstruktif,[2] termasuk obstruksi usus total pada bayi (misalnya volvulus, invaginasi, dan atresia) maupun sebagian (misalnya hirschprung).[9]
- Penyakit celiac adalah gangguan saluran cerna yang ditandai oleh respons sistem kekebalan tubuh terhadap konsumsi gluten.[8]
- Intoleransi laktosa, fruktosa, dan karbohidrat lainnya,[5][7][8] termasuk intoleransi laktosa pada bayi dibawah usia 2 tahun.[4]
- Keganasan saluran cerna.[8]
- Hipotiroidisme.[8]
- Adipositas merupakan kondisi kelebihan lemak dalam tubuh.[8]
- Sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrome/IBS).[8]
- Dispepsia fungsional.[8]
- kurang gizi seringkali menyebabkan kembung pada anak-anak.[4]
- Kondisi kesehatan tertentu, seperti divertikulitis, penyakit inflamasi usus (misalnya kolitis ulseratif atau penyakit Crohn), diabetes, gastroesophageal reflux disease (penyakit GERD) atau refluks asam lambung, gangguan pada kantung empedu (misalnya sumbatan batu empedu dan kolesistitis), gastroenteritis (flu perut) dan infeksi usus lainnya.[5]
- meteorismus pada penyakit
- anemia
- apendisitis akut
- dehidrasi
- demam tifoid
- enterokolitis nekrotikans.[2]
- sindrom malabsorbsi
- stres dan kecemasan
- amubiasis
- nefrolitiasis
Definisi |
Epidemiologi |
Jenis |
Penyebab |
Patofisiologi |
Gejala |
Diagnosis |
Penatalaksanaan |
Perawatan |
Komplikasi |
Prognosis |
Diagnosis Banding |
Pencegahan |
Referensi
Artikel Terbaru
|
Apendisitis |
Kocher Sign |
Sitkovsky Sign |
Edema Mukosa |
Blumberg Sign |
Multivitamin |
Ruam |
Ruam Sekunder |
Vitamin |
Tuberkulosis Primer |
Artikel Favorit
* harga sewaktu-waktu dapat berubah
Sponsor
Update 21/06/24