Home Klinik Kedokteran

Imunisasi DPT

Edisi 0.6
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.


Pengertian

Imunisasi DPT adalah imunisasi menggunakan vaksin DPT untuk mencegah penularan difteri, pertusis dan tetanus.
Sinonim : vaksinasi DPT, vaksin DPT

Gambar Imunisasi DPT

Imunisasi DPT (klinikraisha.com)



Penjelasan

Imunisasi DPT adalah imunisasi yang kebanyakan digunakan bersamaan dengan dosis ulangan imunisasi hepatitis B sehingga disebut DPT combo. DPT combo juga dikombinasikan dengan pemberian imunisasi polio.

Patofisiologi

Indikasi

Cara Pemberian

  • alat suntik jenis auto dysable syringe (ADS) ukuran 0,5 ml intramuskular
  • siapkan anafilaksis kit yang berisi adrenalin 1:1000/epinephrine, kortikosteroid (dexamethasone) dan alat suntik steril
  • tidak menggunakan alkohol untuk membersihkan tempat suntikan
  • tidak melakukan penutupan jarum setelah melakukan penyuntikan (no-recapping)

Imunisasi Rutin


  • imunisasi DPT (DPT-HB-Hib) sebanyak 3 kali pada bayi usia dibawah 1 tahun yaitu usia 2, 3 dan 4 bulan dengan interval minimal 1 bulan
  • imunisasi ulang sebanyak 2 kali pada anak usia 1-5 tahun, seperti pada usia 18 bulan
  • imunisasi ulang (DT/TD) pada siswa SD melalui program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yaitu anak kelas 1 SD (usia 6-7 tahun) wajib mendapatkan 1 dosis imunisasi DT dan anak kelas 2 & 5 wajib mendapatkan imunisasi Td (toksoid difteri)
  • imunisasi ulang setiap 10 tahun termasuk orang dewasa

Imunisasi KLB


Jenis vaksin disesuaikan dengan usia :
  • usia < 3 tahun : DPT
  • usia 3-7 tahun : DT
  • usia > 7 tahun : Td

Efek Samping

Efek samping imunisasi DPT sebagai tanda baik :
  • biasanya demam sore namun akan turun dan hilang dalam 2 hari
  • sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan
  • keadaan tersebut tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus karena akan sembuh sendiri
  • bila gejala tersebut tidak timbul maka tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan dan imunisasi tidak perlu diulang

Referensi

  1. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2009. Informasi Dasar Imunisasi Rutin Serta Kesehatan Ibu dan Anak Bagi Kader, Petugas Lapangan dan Organisasi Kemasyarakatan. Hal. 1-55.
  2. BPJS Kesehatan. Imunisasi Dasar Lengkap. bpjs-kesehatan.go.id. Akses 8 April 2023.
  3. Kementerian Kesehatan RI. Difteri. sehatnegeriku.kemkes.go.id.
  4. Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K) & dr. Desak Made Wismarini, MKM. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Imunisasi dan Surveilans Dalam Rangka Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.
  5. Dr. Rusipah, M.Kes. Surveilans Difteri & Penyelidikan Epidemiologi. Pertemuan Nasional Evaluasi Surveilans Epidemiologi. 2017.
  6. Prof. Dr. dr. Ismoedijanto, Sp.A(K). Rekomendasi Komite Ahli Difteri Pada Pertemuan Komite Ahli Difteri. Jakarta. 2017.

ARTIKEL TERBARU


| Apendisitis | Kocher Sign | Sitkovsky Sign | Edema Mukosa | Blumberg Sign | Multivitamin | Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer |


ARTIKEL FAVORIT


| Eksudat Fibrinosa | Vulnus Excoriatum | Neoplasma In Situ | Meteorismus | Ekstremitas Bawah | Eksudat | Krusta | Rectal Toucher | Sistem Retikuloendotelial | Kocher Sign |


SPONSOR



A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z

Update 9/04/22