Home Klinik Kedokteran

Kejang Demam

Edisi 0.2
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.


Pengertian

Kejang demam adalah kejang yang dipicu demam pada bayi atau anak tanpa terjadi infeksi susunan saraf pusat atau kelainan saraf lainnya.
Sinonim : febrile convulsion, febrile seizure, febris konvulsi | Kompetensi : 04 | Laporan Penyakit : ? | ICD X : R.56.0

Gambar Kejang Demam

Kejang Demam (emc.id)



Penjelasan

Kejang demam dipicu demam yang tiba-tiba tinggi diatas 38,9°C pada suhu rektal; anak memiliki riwayat kejang tanpa demam lalu mengalami kejang kembali dengan demam maka tidak termasuk diagnosis kejang demam.
Kejang demam terjadi pada bayiGambar Bayi atau anak. Kejang yang didahului demam pada neonatus bukan termasuk diagnosis kejang demam. Bila bayi kurang 6 bulan atau anak lebih 5 tahun mengalami kejang yang didahului demam maka ada kemungkinan terjadi infeksi sistem saraf pusat atau epilepsi yang kebetulan bersama demam.
Kejang demam tanpa terjadi infeksi susunan saraf pusat atau kelainan/penyakit saraf lainnya (sistem saraf pusat).

Epidemiologi

  • hampir 1 dari 25 anak pernah mengalami kejang demam.
  • lebih 1/3 penderita akan mengalami kejang demam lebih 1 kali.
  • biasanya terjadi pada bayi usia 6 bulan hingga anak usia 5 tahun (2-4% kasus).
  • jarang pada bayi usia dibawah 6 bulan atau anak usia diatas 3 tahun.

Penyebab

  • penyebab pasti kejang demam tidak diketahui.
  • kejang demam diduga biasanya berhubungan dengan demam yang tiba-tiba tinggi dan melibatkan faktor keturunan (faktor genetik).

Jenis

Diagnosis

Gejala Kejang Demam


  • demam : demam tinggi biasanya diatas 38,9°C pada suhu rektal dan kenaikan suhu tubuh terjadi secara tiba-tiba.
  • kejang : kejang tonik-klonik dengan postur tonik biasanya selama 10-20 detik dan gerakan klonik selama 1-2 menit.
  • pingsan : pingsan selama 30 detik sampai 5 menit.
  • kepala : lidah atau pipi tergigit; gigi atau rahang terkatup rapat.
  • inkontinensia
  • pernapasan : gangguan pernapasan sampai apneu.
  • kulit kebiruan
Gejala setelah mengalami kejang :
  • kembali sadar dalam beberapa menit atau tertidur selama 1 jam atau lebih
  • amnesia
  • sakit kepala
  • mengantuk
  • linglung ringan dan sementara

Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Laboratorium


  • bukan pemeriksaan rutin
  • pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui penyebab demam atau keadaan lain seperti gastroenteritis dehidrasi disertai demam.
  • pemeriksaan darah tepi, elektrolit dan gula darah

Pungsi Lumbal


  • jika percaya secara klinis bukan meningitis maka tidak perlu dilakukan pungsi lumbal
  • untuk diagnosis meningitis dimana risiko meningitis bakterialis 0,6-6,7%
  • sulit melakukan diagnosis meningitis secara klinis pada bayi kecil karena manifestasi klinisnya tidak jelas
Pungsi lumbal pada bayi :
  • bayi kurang 12 bulan sangat dianjurkan
  • bayi 12-18 bulan dianjurkan
  • bayi lebih 18 bulan tidak rutin

Elektroensefalografi


  • untuk pemeriksaan kejang demam yang tidak khas misalnya kejang demam kompleks pada anak usia lebih 6 tahun atau kejang demam fokal

Pencitraan


Foto X-ray, CT-scan kepala atau MRI sangat jarang dilakukan, tidak rutin dan hanya untuk indikasi :
  • kelainan neurologi fokal yang menetap (hemiparesis)
  • paresis nervus VI
  • papiledema

Penatalaksanaan

  • saat serangan kejang
  • pengobatan medis

Saat Serangan Kejang


  • orang tua tetap tenang dan mengawasi anaknya
  • anak dibaringkan di lantai atau tanah
  • singkirkan benda-benda yang bisa melukai anak
  • jangan menahan atau menggendong anak selama kejang
  • baringkan anak dalam posisi miring atau telungkup supaya tidak tersedak
  • jangan memasukkan apapun ke dalam mulut anak karena bisa melukai dan menyumbat saluran pernapasan
  • cegah kemungkinan cedera karena terjatuh, tersedak makanan atau ludahnya sendiri
  • harus dibawa ke rumah sakit jika kejang berlangsung lebih 10 menit

Pengobatan Medis


  • antikonvulsan :
    o diazepam
    o fenitoin
    o lorazepam
  • antipiretik :
    o acetaminophen
    o parasetamol
    o ibuprofen
  • obat rumat :
    o asam valproat
    o fenobarbital
  • fenobarbital, karbamazepin, dan fenitoin pada saat demam tidak berguna mencegah kejang demam.
  • antipiretik tetap diberikan meskipun belum terbukti dapat mengurangi risiko terjadinya kejang demam, penyebab demam harus diobati.
  • pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) tidak dianjurkan pada anak karena dapat menyebabkan sindrom Reye terutama pada usia dibawah 18 bulan.

Diazepam


  • diazepam intravena (IV) paling cepat menghentikan kejang
  • dosis diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgbb dengan kecepatan pemberian 1-2 mg/menit atau dalam 3-5 menit; dosis maksimal 20 mg
  • diazepam rektal (supp.) paling praktis dan bisa diberikan di rumah
  • dosis diazepam supp 0,5-0,75 mg/kgbb atau 5 mg untuk berat badan kurang 10 kg dan 10 mg untuk lebih 10 kg atau 5 mg untuk usia dibawah 3 tahun dan 7,5 mg untuk diatas 3 tahun
  • jika masih kejang maka diazepam supp diulangi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit
  • jika masih kejang setelah 2 kali pemberian diazepam supp maka dianjurkan ke rumah sakit untuk diberikan diazepam IV
  • jika masih kejang maka diazepam IV diganti dengan fenitoin IV
  • diazepam oral pada saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang pada 30-60% kasus
  • dosis diazepam oral 0,3 mg/kgbb setiap 8 jam
  • begitu pula dengan diazepam supp 0,5 mg/kgbb setiap 8 jam pada suhu 38,50C
  • dosis tersebut dapat menyebabkan ataksi, iritabel dan sedasi yang cukup berat pada 25-39% kasus

Fenitoin


  • fenitoin IV untuk gantikan kegagalan diazepam IV
  • dosis awal fenitoin IV 10-20 mg/kgbb/kali dengan kecepatan pemberian 1 mg/kgbb/menit atau kurang dari 50 mg/menit
  • jika kejang berhenti maka dosis lanjut fenitoin IV 4-8 mg/kgbb/hari, dimulai dari 12 jam setelah pemberian pertama
  • jika masih kejang maka harus dimasukkan kedalam ruang rawat intensif
  • jika kejang berhenti maka pemberian obat selanjutnya tergantung jenis kejang demam dan faktor risikonya

Parasetamol


  • dosis parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali sebanyak 4 kali sehari, tidak lebih dari 5 kali

Ibuprofen


  • dosis ibuprofen 5-10 mg/kgbb/kali sebanyak 3-4 kali sehari

Obat Rumat


Obat rumat efektif mengurangi risiko berulangnya kejang. Pemberiannya selama 1 tahun bebas kejang lalu dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan.
Indikasi obat rumat pada kejang demam bila ada salah satu ciri dibawah ini :
  • kejang lama lebih 15 menit
  • adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang misalnya hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus
  • kejang fokal
Obat rumat dipertimbangkan bila :
  • kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
  • kejang demam pada usia kurang 12 bulan
  • kejang demam berulang 4 kali atau lebih dalam setahun


Asam valproat
  • dosis 15-40 mg/kgbb/hari dalam 2-3 dosis
  • dapat menyebabkan gangguan fungsi hati terutama usia dibawah 2 tahun


Fenobarbital
  • dosis 3-4 mg/kgbb/hari dalam 1-2 dosis

Prognosis

Umumnya perkembangan mental dan neurologis (saraf)Gambar Saraf normal pada pasien yang sebelumnya normal. Belum terbukti kejang demam bisa menyebabkan kerusakan otak. Menurut penelitian, anak yang pernah mengalami kejang demam memiliki prestasi dan kecerdasan yang normal di sekolah.
Kejang demam sebenarnya tidak berbahaya. Sebagian kecil terdapat kelainan neurologis biasanya pada kejang lamaGambar Kejang Lama atau kejang berulang baik kejang umum maupun kejang fokal. Kecil kemungkinan mengalami cedera otak atau kejang menahun jika kejang tunggal berlangsung kurang 5 menit.
  • laporan kematian belum ada

Berulang

Faktor risiko berulangnya kejang demam :
  • riwayat kejang demam dalam keluarga
  • usia kurang 12 bulan
  • temperatur yang rendah saat kejang
  • cepatnya kejang setelah demam
Jika semua faktor diatas ada maka kemungkinan berulangnya kejang demam 80%. Bila tidak ada maka hanya 10-15%. Kemungkinan paling besar berulangnya kejang demam pada tahun pertama.

Diagnosis Banding

Sebanyak 95-98% anak yang pernah mengalami kejang demam tidak berlanjut menjadi epilepsi. Faktor risiko epilepsi setelah kejang demam :
  • kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama
  • kejang demam kompleks (kejang demam berlangsung lama, kejang hanya mengenai bagian tubuh tertentu, kejang demam berulang dalam 24 jam)
  • anak menderita cerebral palsy, gangguan pertumbuhan atau kelainan saraf lainnya
  • riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
Masing-masing faktor diatas memberikan peluang epilepsi 4-6%. Bila kombinasi maka peluangnya 10-49%. Risiko epilepsi tidak dapat dicegah dengan obat rumat pada kejang demam.

Referensi

  1. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Konsensus Penalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit IDAI. Jakarta. 2006. Hal. 1-15.
  2. Informasi Nama Penyakit Offline.

ARTIKEL TERBARU


| Apendisitis | Kocher Sign | Sitkovsky Sign | Edema Mukosa | Blumberg Sign | Multivitamin | Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer |


ARTIKEL FAVORIT


| Eksudat Fibrinosa | Vulnus Excoriatum | Neoplasma In Situ | Meteorismus | Ekstremitas Bawah | Eksudat | Krusta | Rectal Toucher | Sistem Retikuloendotelial | Kocher Sign |


SPONSOR



A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z

Update 14/09/21