Home Klinik Kedokteran

Abortus Imminens

Edisi 0.1
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.


Pengertian

Abortus imminens adalah abortus yang memberikan ancaman kehilangan bayi berupa perdarahan vaginal namun serviks masih tertutup dan janin masih hidup.
Sinonim :

Gambar Abortus Imminens

Abortus Imminens (lismarosita.blogspot.com)



Penjelasan

Abortus imminens adalah abortus sebagai komplikasi kehamilan tersering yaitu satu dari lima kasus.

Penyebab

Penyebab abortus imminens pada umumnya adalah kromosom abnormal pada janin.
  • kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
  • kelainan plasenta
  • penyakit ibu
  • kelainan traktus genitalis

Kelainan Konsepsi


kelainan pertumbuhan hasil konsepsi yang menyebabkan kematian atau cacat janin karena
  • kelainan kromosom misalnya trisomi, poliploidi dan kelainan kromosom seks
  • endometrium : endometrium kurang sempurna yang biasanya dialami ibu hamil pada usia tua dengan kondisi abnormal uterus, endokrin dan sindrom ovarium polikistik.
  • teratogen : pengaruh eksternal (disebut teratogen) misalnya radiasi, virus, obat dan sebagainya yang dapat mempengaruhi hasil konsepsi dan lingkungan hidupnya dalam uterus.

Kelainan Plasenta


  • endarteritis dalam vili koriales yang menyebabkan gangguan oksigenasi plasenta sehingga mengganggu pertumbuhan janin dan bahkan kematian janin
  • keadaan ini dapat terjadi pada hipertensi menahun sejak kehamilan muda

Penyakit Ibu


Kelainan Traktus Genitalis


  • retroversio uteri terutama retroversio uteri gravidi inkarserata
  • mioma uteri terutama mioma submukosa
  • kelainan bawaan uterus
  • penyebab lain keguguran dalam trimester dua ialah serviks inkompeten karena kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi atau robekan serviks yang luas dan tidak dijahit

Diagnosis

  • tes kehamilan positif
  • perdarahan per vaginam (ostium uteri eksternum) sedikit pada awal kehamilan
  • nyeri perut bagian bawah tidak ada atau sedikit
  • pemeriksaan dalam vagina : pembukaan ostium serviks belum ada (serviks tertutup), perdarahan dari ostium dapat terlihat, tidak ada kelainan serviks, tidak ada nyeri goyang serviks atau adneksa
  • pemeriksaan USG : janin tampak masih hidup

Penatalaksanaan

Jika janin masih hidup maka kehamilan dapat dipertahankan. Bila janin telah mati maka dapat terjadi abortus spontan (abortus alamiah).

Puskesmas Non Perawatan


tirah baringGambar Tirah Baring : tidak melakukan aktivitas berat namun tidak perlu membatasi aktivitas ringan sehari-hari, selama minimal 2-3 hari, sebaiknya rawat inap, efeknya adalah meningkatkan aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik, membantu wanita merasa lebih aman sehingga memberikan pengaruh emosional.
  • pantang senggama (abstinensia) : karena koitus dapat menstimulasi sekresi oksitosin dan dapat mempercepat pematangan serviks oleh prostaglandin E dalam semen dan meningkatkan kolonisasi mikroorganisme di vagina
  • tirah baring tetap dilanjutkan bila abortus imminens masih terjadi setelah dilakukan tirah baring dalam 3 hari pertama
  • mobilisasi bertahap (duduk, berdiri, lalu berjalan) jika tidak ada perdarahan per vaginam dalam 24 jam

Puskesmas Perawatan


progesteronGambar Progesteron : progesteron efektif untuk mempertahankan kehamilan, dapat menurunkan kontraksi uterus lebih cepat daripada tirah baring, tidak memicu timbulnya hipertensi dalam kehamilan atau perdarahan antepartum yang merupakan efek yang dapat membahayakan ibu, tidak menimbulkan kelainan kongenital.
Penatalaksanaan abortus imminens pada puskesmas perawatan sebagaimana penatalaksanaan pada puskesmas non perawatan.
  • human chorionic gonadotropin (HCG) : belum cukup bukti efektif dalam mempertahankan kehamilan, tidak menimbulkan kelainan kongenital
  • antibiotik : hanya jika ada tanda infeksi
  • relaksan otot uterus : belum cukup bukti efektif dalam mencegah abortus imminens
  • profilaksis rhesus (Rh) : disarankan pemberian imunoglobulin anti-D pada kasus-kasus dengan perdarahan setelah 12 minggu kehamilan atau kasus dengan perdarahan gejala berat mendekati 12 minggu

Komplikasi

  • keguguran
  • kelahiran prematur
  • bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
  • perdarahan antepartum
  • ketuban pecah dini (KPD)
  • kematian perinatal

Prognosis

Faktor yang berpengaruh :
  • riwayat
  • USG
  • biokimia serum maternal

Prognosis Baik


  • riwayat :
    o usia ibu saat hamil dibawah 34 tahun
  • USG :
    o aktivitas jantung normal
  • biokimia serum maternal :
    o kadar normal

Prognosis Buruk


  • riwayat :
    o usia ibu saat hamil diatas 34 tahun
    o riwayat keguguran sebelumnya
  • USG :
    o fetal bradikardi
    o usia kehamilan berdasarkan HPHT dengan panjang crown to rump berbeda
    o ukuran kantong gestasi yang kosong lebih 15-17 mm
  • biokimia serum maternal :
    o kadar beta hCG rendah
    o kadar beta hCG bebas 20 ng/ml
    o peningkatan beta hCG kurang 66% dalam 48 jam
    o rasio bioaktif/imunoreaksi hCG kurang 0,5
    o progesteron kurang 45 nmol/lL pada trimester pertama

Pencegahan

  • vitamin : belum terbukti
  • antenatal care (ANC) / prenatal care

Referensi

  1. dr. Nur Ilhaini Sucipto. Abortus Imminens : Upaya Pencegahan, Pemeriksaan dan Penatalaksanaan. Cermin Dunia Kedokteran 206/Vol. 40 No. 7. 2013.

ARTIKEL TERBARU


| Apendisitis | Kocher Sign | Sitkovsky Sign | Edema Mukosa | Blumberg Sign | Multivitamin | Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer |


ARTIKEL FAVORIT


| Eksudat Fibrinosa | Vulnus Excoriatum | Neoplasma In Situ | Meteorismus | Ekstremitas Bawah | Eksudat | Krusta | Rectal Toucher | Sistem Retikuloendotelial | Kocher Sign |


SPONSOR



A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z

Update 5/11/22