Krusta
Edisi 1.3
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.
Bersuci merupakan sebagian dari Iman. (HR. Muslim no. 328)
Penjelasan
- Fungsi krusta pada kulit: krusta berperan dalam melindungi luka dari infeksi dan mempercepat proses penyembuhan dari granulasi menjadi epitelisasi pada jaringan dibawahnya.[11]
- Pembentukan krusta: krusta terbentuk akibat ruptur dari papul, pustul, vesikel, atau bulla yang menyebabkan pengeringan cairan dan zat lain di dalamnya.[2]
- proses pembentukan krusta pada permukaan kulit dapat terjadi akibat akumulasi serum, darah, atau eksudat purulen yang mengering pada kulit. Proses yang mendasarinya adalah erosi atau kerusakan permukaan kulit yang kemudian diikuti oleh pembentukan lapisan krusta.
- Ketika kulit mengalami kerusakan seperti luka atau lecet, darah atau eksudat purulen dapat mengalir keluar dari area tersebut. Kemudian, darah atau eksudat tersebut dapat mengering di permukaan kulit dan membentuk lapisan krusta. Proses pengeringan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk paparan udara atau perubahan lingkungan.
- Pada kondisi tertentu seperti infeksi bakteri atau peradangan kulit, eksudat yang keluar dapat mengandung lebih banyak sel darah putih dan mengering membentuk krusta yang lebih tebal atau berwarna khas. Proses pembentukan krusta pada kulit dapat bervariasi tergantung pada kondisi yang mendasarinya.
- krusta pada kulit dapat hilang dengan sendirinya atau perlu diobati tergantung pada penyebabnya. Beberapa kondisi seperti keropeng pada luka yang sudah sembuh atau dermatitis seboroik pada bayi dapat menghilang dengan sendirinya seiring proses penyembuhan. Namun, pada kondisi lain seperti infeksi kulit seperti skabies, eritema multiformis, impetigo, atau penyakit kulit lainnya, perlu diobati secara medis untuk menghilangkan krusta dan mengatasi infeksi yang mendasarinya.
- Krusta pada kulit biasanya tidak berisiko menular. Krusta merupakan lapisan pelindung yang terbentuk di atas luka atau infeksi pada kulit dan tidak memiliki kemampuan untuk menular. Namun, penyakit atau kondisi yang mendasari terbentuknya krusta dapat menular jika ada kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi atau melalui mekanisme penularan lainnya. Misalnya, beberapa penyakit kulit menular seperti skabies (scabies) atau cacar air dapat menyebabkan terbentuknya krusta pada kulit dan memiliki risiko penularan melalui kontak langsung kulit ke kulit.
Beberapa penyakit kulit
dermatitis seboroik : Dermatitis seboroik berat ditandai oleh adanya lesi kulit luas dengan papul eritematosa yang disertai skuama tebal, termasuk skuama gresy dan krusta, bahkan dapat berlanjut menjadi eritroderma; pada neonatus, bentuk klinis berat dari kondisi yang disebut "cradle cap" adalah adanya skuama kekuningan (skuama gresy) berupa krusta yang kotor dan berbau, melekat serta menutupi seluruh bagian kepala bayi.
- dermatitis akut
- dermatitis kontak subakut
- skrofuloderma
- tinea kapitis favosa
- varicella : krusta merupakan salah satu gejala khusus dari infeksi varicella; krusta yang terbentuk akibat garukan pada bekas luka rentan terhadap infeksi bakteri.
Definisi |
Penyebab |
Jenis |
Patofisiologi |
Diagnosis |
Penatalaksanaan |
Komplikasi |
Prognosis |
Diagnosis Banding |
Pencegahan |
Referensi
Artikel Terbaru
|
Apendisitis |
Kocher Sign |
Sitkovsky Sign |
Edema Mukosa |
Blumberg Sign |
Multivitamin |
Ruam |
Ruam Sekunder |
Vitamin |
Tuberkulosis Primer |
Artikel Favorit
* harga sewaktu-waktu dapat berubah
Sponsor
Update 23/06/24