Home Klinik Kedokteran

manusia > penyakit > obat > asma bronkial > bronkodilator > salbutamol

Salbutamol

Edisi 0.3
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.


Pengertian

Salbutamol adalah obat adrenergik golongan β2 agonis untuk penatalaksanaan asma bronkial, bronkitis kronis dan emfisema dengan efek utama bronkodilatasi.
Sinonim : salbutamol sulfate

Gambar Salbutamol

Salbutamol (phimvid.com)



Penjelasan

Salbutamol adalah obat adrenergik golongan β2 agonis (Short Acting Beta 2 Agonis/SABA) terpilih yang bekerja secara selektif merangsang reseptor β2 adrenergik terutama pada otot bronkus.
Salbutamol dengan efek utama bronkodilatasi (bronkodilator) karena relaksasi otot bronkus dan vasodilator (?).

Komposisi

Sediaan Salbutamol


  • tablet
    o 2 mg
    o 4 mg
  • sirup
    o 5 ml = 2 mg
  • larutan inhalasi 0,5%
  • inhalasi/aerosol 100 mcg/dosis
  • larutan respirator untuk nebulizer 2,5 mg/2,5 ml NaCl

Cara Kerja

  • salbutamol merupakan senyawa yang selektif merangsang reseptor β2 adrenergik terutama pada otot bronkus
  • golongan β2 agonis ini merangsang produksi AMP siklik dengan cara mengaktifkan kerja enzim adenil siklase
  • efek utamanya adalah bronkodilatasi karena relaksasi otot bronkus
  • salbutamol bekerja lebih lama dan lebih aman daripada isoprenalin karena efek stimulasi terhadap jantung lebih kecil sehingga bisa digunakan untuk pengobatan kejang bronkus pada pasien dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi.
  • efek samping pada jantung lebih sedikit dibanding dengan epinefrin dan efedrin

Patofisiologi

Asma Bronkial


asma bronkialGambar Asma Bronkial (anti asma) : [diagnosis] APE meningkat ≥ 60 liter/menit atau ≥ 20% setelah pemberian bronkodilator (Short Acting Beta 2 Agonis/SABA misalnya salbutamol) mengindikasikan adanya respon bronkodilator atau kemungkinan diagnosis asma bronkial.
[penatalaksanaan] sediaan inhalasi untuk serangan asma intermitten dan untuk serangan asma akut pertama; bila perlu tambahkan inhalasi bronkodilator (Short Acting Beta 2 Agonis/SABA misalnya salbutamol) sebagai obat pelega, tidak melebihi 3-4 kali sehari.

Penyakit Lain


  • asma akut : [penatalaksanaan] nebulasi β2 agonis (misalnya salbutamol) setiap 20 menit selama 1 jam; β2 agonis (misalnya salbutamol) setiap 4 jam jika mengalami sesak ringan setelah melakukan nilai klinis selama 1 jam.
  • asma intermiten : [penatalaksanaan] agonis β2 inhalasi (misalnya salbutamol)/kromolin dipakai sebelum exercise/pajanan alergen.
  • pneumonia : [penatalaksanaan] pemberian antitusif pada batuk yang sangat parah dan tergantung jenis antitusif seperti codein 3 x 8 mg sehari, dextromethorphan atau bronkodilator (teofilin atau salbutamol).
  • PPOK : obat PPOK berupa kombinasi ipratropium bromida + salbutamol

Indikasi

Posologi

Tablet


  • dewasa (>12 tahun) : 3-4 x 2-4 mg sehari; dosis dapat dinaikkan secara berangsur; untuk lansia diberikan dosis awal yang lebih rendah
  • anak 6-12 tahun : 3-4 x 2 mg sehari
  • anak 2-6 tahun : 3-4 x 1-2 mg sehari

Sirup


  • dewasa (>12 tahun) : 3-4 x 5-10 ml sehari
  • anak 6-12 tahun : 3-4 x 5 ml sehari
  • anak 2-6 tahun : 3-4 x 2,5-5 ml sehari

Dosis Nebulasi


syok anafilaktikGambar Syok Anafilaktik : lakukan nebulasi dengan salbutamol (5 mg/15 menit) bila masih terdengar suara mengi setelah pemberian nebulasi dengan adrenalin 5 ml (adrenalin 1 : 1000) gagal menghilangkan suara mengi. Bila perlu, pertimbangkan pemberian kortikosteroid intravena, aminofilin intravena.

Efek Samping

Tidak ditemukan adanya efek samping yang serius pada dosis yang dianjurkan.
Pada pemakaian dosis besar dapat menyebabkan :

Kontraindikasi

Peringatan & Perhatian

  • hati-hati jika diberikan pada penderita thyrotoxicosis, hipertensi, gangguan kardiovaskular, hipertiroid dan diabetes melitus
  • sebaiknya penggunaan salbutamol selama kehamilan trimester pertama hanya jika benar-benar diperlukan meskipun tidak terdapat bukti teratogenitas
  • hati-hati penggunaan pada wanita menyusui karena kemungkinan diekskresi melalui air susu ibu
  • hati-hati penggunaan pada anak kurang dari 2 tahun karena keamanannya belum diketahui dengan pasti
  • perlu monitor kadar gula darah pada pemberian intravena pasien diabetik

Interaksi Obat

  • kortikosteroid mengembalikan sensitivitas terhadap salbutamol
  • kombinasi dengan penghambat monoaminoksidase dapat menyebabkan hipertensi berat
  • efek salbutamol dihambat oleh β2-antagonis
  • penghambat reseptor beta (beta-blocker non selektif) seperti propranolol melawan efek bronkodilasi salbutamol sehingga keduanya tidak bisa diberikan secara bersamaan.

Kombinasi Obat

Overdosis

Gambaran Klinis


  • tremor
  • takikardia
  • hipokalemia
  • pemberian suatu alpha-adrenergic blocker melalui injeksi intravena dan suatu agen beta-blocking per oral pada kasus asmatikus karena risiko konstriksi bronkus

Referensi

  1. Anonim. 2002. Buku Saku Obat Generik. Fakultas Kedokteran Unhas Makassar. Hal. 131.
  2. Anonim. Salbutamol Sulfate. Indofarma Bekasi Indonesia.
  3. Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.

ARTIKEL TERBARU


| Apendisitis | Kocher Sign | Sitkovsky Sign | Edema Mukosa | Blumberg Sign | Multivitamin | Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer |


ARTIKEL FAVORIT


| Eksudat Fibrinosa | Vulnus Excoriatum | Neoplasma In Situ | Meteorismus | Ekstremitas Bawah | Eksudat | Krusta | Rectal Toucher | Sistem Retikuloendotelial | Kocher Sign |


SPONSOR



A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z

Update 4/06/22