Ruam
Edisi 0.3Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.
Patofisiologi Ruam
- patofisiologi ruam tergantung pada penyebabnya, misalnya alergi dan infeksi.
Ruam Karena Alergi
- dalam kebanyakan kasus, ruam disebabkan oleh reaksi imun tubuh terhadap suatu agen yang dikenal sebagai antigen, baik langsung maupun tidak langsung.
- dalam reaksi langsung, antigen langsung menyentuh sel-sel imun yang mengaktifkan mekanisme pertahanan tubuh.
- dalam reaksi tidak langsung, antigen memicu produksi antibodi oleh sel-sel imun, yang kemudian mengenali dan menyerang antigen tersebut.
- reaksi imun ini dapat menyebabkan peradangan, yang ditandai dengan peningkatan produksi zat-zat seperti histamin dan leukotrien.
- zat-zat ini menyebabkan pembuluh darah di kulit membengkak dan mengalami permeabilitas yang lebih tinggi, sehingga cairan dan sel-sel darah putih masuk ke jaringan kulit dan menyebabkan ruam.
Ruam Karena Infeksi
- ruam juga dapat terjadi karena infeksi bakteri atau virus.
- patogen yang menyebabkan infeksi dapat langsung menyebabkan peradangan atau dapat memicu reaksi imun yang menyebabkan peradangan.
- ruam juga dapat terjadi karena kondisi kulit lainnya, seperti eksim atau psoriasis, yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti infeksi, stres, atau kekurangan nutrisi.
Ruam Pada Penyakit
- bercak bitot : berupa bercak putih menyerupai busa sabun atau keju terutama di daerah celah mata sisi luar.
- ekskoriasi : karena efek garukan agak dalam pada lesi yang gatal sehingga meninggalkan bekas berbentuk linier.
- demam berdarah dengue : biasanya ruam kulit muncul pada hari ke-3 atau ke-4 sejak demam; di badan terdapat bintik-bintik merah (ruam) yang tidak hilang saat ditekan.
- demam tifoid : leukositosis polimorfonuklear berarti dapat terjadi infeksi sekunder bakteri di dalam lesi usus; ruam kemerahan di kulit dan kulit kering.
- dermatitis numularis : sering mengenai pasien dengan stigmata atopi dan diduga infeksi ikut berperan dengan ditemukannya peningkatan koloni staphylococcus dan mikrokokus pada lesi.
- dermatitis seboroik
: dermatitis seboroik ringan memiliki lesi kulit terbatas dengan eritema ringan dan skuama sedikit (skuama pitiriasiformis); dermatitis seboroik berat memiliki lesi kulit luas dengan papul eritematosa (?), skuama tebal (skuama gresy dan krusta) hingga eritroderma; [komplikasi] lesi dermatitis seboroik dapat meluas menjadi eritroderma dan penyakit leiner pada bayi dan anak.
- pityriasis rosea
: berawal ruam induk diikuti lesi yang lebih kecil di badan dan tersusun sejajar dengan garis lipatan kulit yang membentuk pola pohon cemara; lesi berupa eritema sebagai tanda eksantema dengan peradangan ringan biasanya tidak nyeri, tidak gatal & akan hilang sendiri dalam waktu 2 bulan.
- tuberkulosis aktif : lesi tuberkulosis sekunder umumnya berada di apeks paru-paru.
- tuberkulosis laten : lesi inisial dapat sembuh dengan sendirinya dan infeksi menjadi laten.
- tuberkulosis paru : kelainan pada pemeriksaan paru (misalnya status tanda vital) tergantung dari perluasan kerusakan (lesi) struktur paru.
- tuberkulosis primer : kompleks Ghon merupakan bentuk umum dari lesi tipikal TB primer; fibrosis terjadi bila enzim hidrolitik melarutkan tuberkel dan lesi dikelilingi kapsul fibrosis.
Artikel Terbaru
| Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer | Tuberkulosis Laten | Imunisasi BCG | Obat Anti Tuberkulosis | TB Paru Anak | Tuberkulosis | Tuberkulosis Paru |