Neoplasma In Situ
Edisi 0.0
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.
Tidak boleh memadharati diri sendiri dan orang lain. (HR. Ibnu Majah no. 2341, Thabrani dalam Al Kabir no. 11806)
Faktor Risiko Neoplasma In Situ
- Paparan zat kimia atau radiasi: Paparan jangka panjang terhadap zat kimia berbahaya atau radiasi dapat meningkatkan risiko neoplasma in situ. Misalnya, paparan asbes atau radiasi sinar matahari yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker kulit in situ.
- Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk neoplasma in situ. Zat-zat berbahaya dalam rokok dapat merusak DNA dan memicu pertumbuhan sel-sel abnormal.
- Usia: Risiko neoplasma in situ cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Meskipun neoplasma in situ dapat terjadi pada usia berapa pun, risikonya umumnya lebih tinggi pada usia yang lebih tua.
- Faktor genetik: Beberapa jenis neoplasma in situ dapat terkait dengan faktor genetik dan memiliki kecenderungan keluarga. Jika ada riwayat kanker dalam keluarga, risiko neoplasma in situ dapat meningkat.
- Paparan virus tertentu: Beberapa virus, seperti Human Papillomavirus (HPV) pada kanker serviks dan Hepatitis B atau C pada kanker hati, dapat menyebabkan neoplasma in situ.
- Penyakit kronis: Beberapa kondisi kronis, seperti kerusakan hati kronis atau radang usus, dapat meningkatkan risiko neoplasma in situ di organ yang terkena.
- Paparan hormon: Paparan hormon tertentu, seperti estrogen, dapat meningkatkan risiko neoplasma in situ dalam beberapa kasus, seperti pada neoplasma in situ payudara.
Definisi |
Penyebab |
Jenis |
Gejala |
Diagnosis |
Penatalaksanaan |
Komplikasi |
Prognosis |
Diagnosis Banding |
Pencegahan |
Referensi
Artikel Terbaru
|
Apendisitis |
Kocher Sign |
Sitkovsky Sign |
Edema Mukosa |
Blumberg Sign |
Multivitamin |
Ruam |
Ruam Sekunder |
Vitamin |
Tuberkulosis Primer |
Artikel Favorit
* harga sewaktu-waktu dapat berubah
Sponsor
Update 21/06/24