Kehamilan ektopik terganggu mengalami ruptur (pecah) yang akan membahayakan penderita.
Epidemiologi
insiden lebih tinggi daripada jumlah kasus yang dilaporkan karena pada stadium sangat dini biasanya pasien tidak mengalami perdarahan serius dan rasa nyeri yang sangat minimal
wanita kulit hitam lebih sering menderita kehamilan ektopik terganggu daripada wanita kulit putih karena prevalensi penyakit peradangan pelvis lebih banyak pada wanita kulit hitam di Amerika Serikat
frekuensi kehamilan ektopik terganggu yang berulang adalah 1-14,6%
insidennya antara 1 dari 28 kehamilan sampai 1 dari 329 kehamilan
laporan kejadian terbanyak berasal dari Jamaika yaitu 1 dari 28 kehamilan
insidennya di Amerika antara 1 dari 80 sampai 1 dari 200 persalinan
frekuensinya di RSUP Pringadi Medan (1979-1981) 1 dari 329 kehamilan, RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta (1971-1975) 1 dari 24 (?) kehamilan dan RSUP dr. M. Djamil Padang (1997-1999) 1 dari 110 kehamilan
Anonim. Gambaran Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Provinsi Riau Periode 1 Januari 2003-31 Desember 2005. ilmukebidanan.wordpress.com