Sistem Retikuloendotelial
Edisi 1.1
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu Hilang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (QS. al-Mu’minun [23] : 14)
Patofisiologi Sistem Retikuloendotelial
- Retikuloendotheliosis
- Hiperplasia retikuloendotelial
- demam tifoid
- penyakit kusta
- Demam berdarah dengue
- Malaria
- Talasemia
- Hemolisis
- Hiperbilirubinemia
Penjelasan
- demam tifoid: setelah membawa kuman dari duktus torasikus, makrofag masuk ke dalam sirkulasi darah dan menuju sistem retikuloendotelial, menyebabkan terjadinya first bacteremia (bakteriemia primer).
- penyakit kusta: penyakit kusta dapat mempengaruhi sistem retikuloendotelial[9][11] pada tahap lanjut.[9] Hasil percobaan pada kusta tikus menunjukkan bahwa kondisi fungsional sistem retikuloendotelial (RES) mempengaruhi pembentukan berbagai jenis fokus kusta, seperti fokus tuberculoid (jika fungsi RES meningkat), fokus nekrotik difus di awal minggu (jika fungsi RES terganggu), dan fokus kusta khas (jika fungsi RES terhambat), dengan kontras terhadap kontrol.[10]
Artikel Terbaru
|
Apendisitis |
Kocher Sign |
Sitkovsky Sign |
Edema Mukosa |
Blumberg Sign |
Multivitamin |
Ruam |
Ruam Sekunder |
Vitamin |
Tuberkulosis Primer |
Artikel Favorit
* harga sewaktu-waktu dapat berubah
Sponsor
Update 25/06/24