Home Klinik Kedokteran

Abses Hati Piogenik

Edisi 0.3
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.


Pengertian

Abses hati piogenik adalah abses hati karena infeksi bakteri.
Sinonim : bacterial hepatic abscess, bacterial liver abscess

Gambar Abses Hati Piogenik

Abses Hati Piogenik (sehatq.com)



Penjelasan

?

Epidemiologi

  • kira-kira 80% dari semua jenis abses hati di negara maju
  • didapatkan 1 dari 500 orang dewasa di rumah sakit
  • insiden sekitar 8-15 kasus per 100.000 populasi di Amerika Serikat
  • perbandingan laki-laki dan wanita didapatkan 2:1 dan lebih sering didapatkan pada usia dekade kelima
  • Kebanyakan abses hati piogenik terdapat pada lobus kanan hati (lima kali lebih banyak daripada lobus kiri hati).

Penyebab

Faktor Etiologi


  • bakteri gram negatif aerob (50-70%) :
    o escherichia coli (35-45%)
    o klebsiella pneumoniae (18%)
    o proteus
    o pseudomonas
    o serratia
    o morganella
    o actinobacter
  • bakteri anaerob (40-50%) :
    o bakteroides (24%)
    o aerobakteria
    o actinomyces
    o clostridium
  • bakteri gram positif aerob (25%) :
    o streptococcus
    o staphylococcus aureus

Patofisiologi

bakteri dapat mencapai hati melalui :
  • Vena porta : terjadi pileflebitis perifer disertai pernanahan dan trombosis karena infeksi pelvis dan infeksi gastrointestinal (seperti appendisitis, diverticulitis, disentri basiler, hemoroid yang terinfeksi dan abses perirektal).
  • Saluran empedu. Sumber infeksi tersering (21-30%). Berupa penyumbatan dan infeksi saluran empedu akibat kolangitis septik. Kolangitis dan kolangiolitis dapat menyebabkan abses multipel.
  • Infeksi langsung. Berupa trauma tumpul, trauma tajam (luka tusuk dan luka tembus). Trauma tajam menyebabkan laserasi, perdarahan dan nekrosis jaringan hati serta ekstravasasi cairan empedu yang mudah terinfeksi. Trauma tumpul menyebabkan hematom subkapsuler yang dapat menimbulkan infeksi dan abses yang soliter dan terlokalisasi.
  • Infeksi dari fokus septik berdekatan (seperti empiema kandung empedu, pleuritis, abses perinefrik) yang menyebabkan septisemia atau bakterimia.
  • Kriptogenik. Yaitu abses hati piogenik yang berulang dengan penyebab yang belum diketahui atau tanpa faktor predisposisi yang jelas. Biasanya terjadi pada pasien lanjut usia, diabetes dan kanker metastasis.

Diagnosis

Diagnosis Abses Hati Piogenik


  • anamnesis
  • pemeriksaan fisik
  • pemeriksaan laboratorium
  • pemeriksaan penunjang

Anamnesis


  • Demam (80%). Demam tanpa sebab yang jelas (terutama pascabedah).
  • Nyeri perut (50%). Nyeri tumpul terutama pada perut kuadran kanan atas dan dibawah iga kanan yang menghebat karena pergerakan. Nyeri sering berkurang bila penderita berbaring pada sisi kanan.
  • Menggigil (40%)
  • Mual dan muntah (35%)
  • Berat badan menurun (30%)

Pemeriksaan Fisik


  • Hepatomegali (50%). Apabila abses terdapat pada lobus kiri hati, mungkin dapat diraba massa di epigastrium.
  • Nyeri tekan (50%)
  • Ikterus (25%). Terutama pada abses hati piogenik karena penyakit saluran empedu yang disertai dengan kolangitis supurativa dan pembentukan abses multipel.
  • Efusi pleura (20%)

Pemeriksaan Laboratorium


  • Leukosit meningkat > 10.000/mm3 (75-96%)
  • Laju endap darah meningkat dan anemia ringan (50-80%)
  • Alkali fosfatase meningkat (95-100%)
  • Peningkatan serum aminotransferase apartat dan serum aminotransferase alanin (48-60%)
  • Peningkatan bilirubin (28-73%)
  • Protrombin time memanjang (71-87%)

Pemeriksaan Penunjang


  • Foto Dada. Pada foto dada didapatkan elevasi diafragma kanan (50%). Dapat dijumpai pleuritis, empiema, abses paru dan jarang sekali fistel bronkopleural. Kadang didapati garis batas udara dan cairan yang terdapat di dalam rongga abses.
  • Pemeriksaan ultrasonografi (USG), radionuclide scanning, CT dan MRI. Pemeriksaan CT dan MRI merupakan gold standard. Pemeriksaan ini sangat penting dalam pengelolaan abses hati terutama untuk diagnosis dini dan dapat menetapkan lokasi abses lebih akurat terutama untuk drainase perkutan atau tindakan bedah. USG merupakan alat diagnostik yang berharga karena cepat, noninvasif, biaya relatif lebih murah dan tidak ada radiasi.
  • Bakteriologi. Pemeriksaan biakan pada permulaan penyakit sering tidak menimbulkan kuman. Kuman yang sering ditemukan adalah kuman gram negatif dan bakteri anaerob.
  • Aspirasi tertutup dapat dilakukan dengan bimbingan ultrasonografi (USG). Punksi ini untuk aspirasi berulang, memasukkan antibiotik dan memasang kateter, sebagai tindakan diagnosis maupun pengobatan.
Bakteri anaerob lebih dicurigai sebagai penyebab abses hati piogenik apabila :
  • nanah yang berbau busuk
  • gas dalam abses
  • tidak ada kuman pada biakan aerob

Penatalaksanaan

Antibiotik


  • Pemberian antibiotik disesuaikan hasil tes kepekaan kuman.
  • Bila hasil tes belum ada, sedangkan pengobatan harus dimulai, dapat digunakan kombinasi gentamisin, metronidazol atau klindamisin.
  • Pengobatan selama 2 bulan, kecuali bila abses telah diatasi dengan pembedahan secara baik.
  • Bila perlu, antibiotik dapat diberikan langsung ke saluran empedu melalui kateter yang dipasang sewaktu melakukan laparotomi atau langsung ke sistem porta melalui v. umbilikalis.
  • Keberhasilan pengobatan bergantung pada ukuran, letak dan jumlah abses.

Bedah


Indikasi drainase bedah :
  • Abses yang lokasinya tidak bisa dijangkau dengan drainase perkutaneus.
  • Adanya penyakit intraabdominal lain yang membutuhkan tindakan pembedahan.
  • Gagal dengan terapi antibiotik.
  • Gagal dengan aspirasi perkutaneus.
Kontraindikasi relatif pembedahan :
  • Abses multipel
  • Infeksi polimikrobial
  • Berhubungan dengan keganasan atau penyakit imunosupresif
  • Adanya penyakit komplikasi
  • Penyaliran tertutup dan pemberian antibiotik melalui kateter ternyata efektif pada banyak penderita. Pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak menunjukkan hasil baik dengan pengobatan non bedah.
  • Laparotomi dilakukan dengan sayatan subcostal kanan, abses dibuka, dilakukan penyaliran, dicuci dengan larutan garam fisiologik dan larutan antibiotik serta dipasang kateter. Apabila letak abses jauh dari permukaan, penentuan lokasi dilakukan dengan ultrasonografi intraoperatif, kemudian dilakukan aspirasi dengan jarum. Abses multipel bukan indikasi untuk pembedahan dan pengobatannnya hanya dengan pemberian antibiotik dan punksi.

Komplikasi

  • abses mengalami ruptur (pecah) lalu menyebar ke organ sekitarnya atau ke dalam rongga tubuh seperti rongga perut, rongga dada atau perikardium
  • septisemia atau syok
  • komplikasi ke rongga paru sangat sering terjadi, sehingga menyebabkan efusi pleura, empiema dan fistel bronkohepatik
  • komplikasi ke rongga perut juga biasa didapatkan seperti abses subfrenik dan ruptur ke cavum peritoneum, perut, colon, vena cava dan ginjal
  • abses besar bisa menekan vena cava inferior dan vena hepatica sehingga mengakibatkan sindrom Budd-Chiari
  • ruptur ke perikardium dan otak melalui pembuluh darah jarang terjadi

Prognosis

  • Abses hati piogenik yang tidak diterapi bisa mengakibatkan angka kematian 100%. Pada kasus serius, telah dilaporkan angka kematian lebih dari 80%.
Angka kematian bisa diturunkan menjadi 15-20% apabila dilakukan :
  • diagnosis yang cepat
  • drainase yang adekuat
  • terapi antibiotik yang lama
Prognosis abses hati piogenik dipengaruhi oleh :
  • Usia lebih dari 70 tahun
  • Abses multipel
  • Infeksi polimikrobial
  • Berhubungan dengan keganasan dan penyakit imunosupresif
  • Gangguan fungsi hati seperti ikterus dan hipoalbuminemia
Komplikasi dengan mortalitas tinggi dapat terjadi pada keadaan :
  • sepsis abses subfrenik atau subhepatik
  • ruptur abses ke rongga peritonium, pleura, atau ke paru
  • kegagalan hati, hemobilia dan perdarahan ke dalam abses hati
Penyakit penyerta yang dapat menyebabkan mortalitas tinggi adalah :
  • diabetes melitus
  • penyakit polikistik
  • sirosis hati

Referensi

  1. Anonim. Abses Hepar. 2013. catatansangdokterahli.blogspot.com
  2. Anonim. Abses Hepar Piogenik. dokterirga.com
  3. Anonim. 2008. Abses Hati (Liver Abscess). info-medis.blogspot.com

ARTIKEL TERBARU


| Apendisitis | Kocher Sign | Sitkovsky Sign | Edema Mukosa | Blumberg Sign | Multivitamin | Ruam | Ruam Sekunder | Vitamin | Tuberkulosis Primer |


ARTIKEL FAVORIT


| Eksudat Fibrinosa | Vulnus Excoriatum | Neoplasma In Situ | Meteorismus | Ekstremitas Bawah | Eksudat | Krusta | Rectal Toucher | Sistem Retikuloendotelial | Kocher Sign |


SPONSOR



A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z

Update 31/08/21