Rectal Toucher
Edisi 0.2
Oleh : dr. Asep Subarkah, S. Ked.
Dan belanjakanlah (harta benda kalian) di jalan Allah, dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. al-Baqarah [2] : 195)
Fisura Ani
- Fisura ani dapat terlihat pada inspeksi atau teraba saat palpasi.[2]
- Pasien dengan fisura ani mungkin mengalami nyeri tajam seperti disayat-sayat saat pemeriksa memasukkan jari ke dalam anus.[2]
- Pada akhir pemeriksaan, mungkin terdapat darah berwarna merah terang pada sarung tangan pemeriksaan.[2]
Hemoroid
- Hemoroid eksternal atau hemoroid interna grade III-IV dapat terlihat pada inspeksi.[2]
- Perhatikan keberadaan trombosis pada hemoroid.[2]
- Digital rectal examination saja tidak mencukupi untuk diagnosis atau menyingkirkan diagnosis hemoroid interna.[2]
- Pada akhir pemeriksaan, mungkin terdapat juga darah berwarna merah terang pada sarung tangan pemeriksaan.[2]
Konstipasi
- Pada pasien dengan keluhan konstipasi, perlu dipertimbangkan adanya hiposensitivitas anus atau disinergia dasar pelvis.[2]
- Pemeriksaan hiposensitivitas anus melibatkan pemberian stimulus dengan cotton bud pada area sekitar anus dan pengamatan terhadap respons kontraksi anus.[2]
- Disinergia dasar pelvis ditandai oleh kontraksi paradoks anus.[2]
- Digital rectal examination memiliki sensitivitas 75%, spesifisitas 87%, dan positive predictive value 97% dalam mendiagnosis disinergia pada pasien dengan keluhan konstipasi.[2]
Inkontinensia Alvi
- Digital rectal examination merupakan metode diagnostik yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis inkontinensia alvi dan memiliki korelasi yang signifikan dengan hasil pemeriksaan manometri anus.[2]
- Pada pasien inkontinensia alvi, dapat terjadi penurunan tonus otot sphincter anus.[2]
- Namun demikian, tingkat kesalahan deteksi yang tinggi (high miss rate) mencapai 20-30% pada pasien.[2]
Perdarahan Gastrointestinal
- Digital rectal examination pada perdarahan gastrointestinal dapat membantu mendeteksi adanya gross blood, darah yang bercampur dengan tinja, atau melena.[2]
- Darah berwarna merah segar pada sarung tangan kemungkinan berasal dari saluran gastrointestinal bawah, sedangkan darah berwarna kehitaman berasal dari saluran gastrointestinal atas.[2]
- Pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal atas (nonvariseal) yang didapati mengalami melena, risiko perdarahan ulang dan mortalitas meningkat.[2]
Kanker Rektum
- Pada kasus kanker rektum, digital rectal examination bermanfaat untuk mendeteksi massa tumor, letak tumor, mobilitas, morfologi, dan jarak tumor dari sfingter ani.[2]
- Melalui palpasi juga dapat ditentukan invasi tumor ke organ lain di sekitarnya, seperti vagina atau prostat.[2]
Appendicitis
- Pada apendisitis akut, pemeriksaan yang dapat ditemukan pada digital rectal examination adalah nyeri pada sisi kanan rektum.[2]
- Digital rectal examination bermanfaat dalam membantu diagnosis apendisitis dengan posisi pelvis yang tidak menunjukkan gejala khas saat palpasi abdomen.[2] Jika apendiks vermiformis terletak di dalam pelvis, maka pasien akan mengalami nyeri pada bagian bawah kanan abdomen dan bengkak pada jam 9-12 saat pemeriksaan rectal toucher.
- Hanya 38% pasien dengan perforasi apendiks menunjukkan kelainan pada digital rectal examination.[2]
- Tinjauan sistematik oleh Takada et al menyimpulkan bahwa digital rectal examination tidak dapat digunakan untuk menyingkirkan atau memasukkan diagnosis appendicitis akut.[2]
- Oleh karena itu, digital rectal examination tidak perlu dilakukan secara rutin pada pasien yang dicurigai mengalami apendisitis.[2]
Kelainan Prostat
- Kelainan prostat yang sering terdeteksi pada digital rectal examination meliputi benign prostatic hyperplasia (BPH), kanker prostat, dan prostatitis.[2]
- Pada benign prostatic hyperplasia (BPH), pembesaran terutama terjadi pada lobus medial dan lateral prostat. Digital rectal examination dapat mengestimasi ukuran prostat dan menilai penonjolannya (protrusinya) ke arah rektum untuk mengklasifikasikan BPH grade I : penonjolan 1-2 cm ke arah rektum, grade II : penonjolan >2 -<3 cm, grade III : penonjolan >3-<4 cm, grade IV : penonjolan >4 cm. Estimasi protrusi ke arah rektum dilakukan berdasarkan jari pemeriksa, dengan asumsi lebar jari pemeriksa sekitar 1,5 cm.[2]
- Kelainan yang dapat mencurigai adanya kanker prostat pada digital rectal examination meliputi nodul pada prostat dengan konsistensi keras, terfiksasi pada mukosa rektum, asimetri bentuk prostat, dan hilangnya sulkus media prostat.[2]
- Pada kondisi yang mencurigai prostatitis akut, hindari manipulasi berlebihan. Jika pemeriksaan sudah mengindikasikan prostat yang lebih hangat dan basah lembek, palpasi prostat sudah cukup. Pada kasus prostatitis kronis, dapat memberikan gambaran nodul multipel pada palpasi.[2]
Trauma
- Pedoman tata laksana trauma sebelumnya mengharuskan digital rectal examination untuk setiap pasien trauma, namun pedoman terbaru hanya menyarankan digital rectal examination sebelum pemasangan kateter urin pada pasien trauma. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa digital rectal examination tidak memberikan tanda positif pada kasus ruptur uretra posterior.[2]
- Digital rectal examination dapat memberikan manfaat pada pasien trauma dengan fraktur pelvis, nyeri abdomen, atau trauma tembus abdomen yang dicurigai menyebabkan perdarahan gastrointestinal, serta pada pasien yang menunjukkan kelainan neurologis terkait trauma spinal. Namun, penemuan negatif pada digital rectal examination tidak dapat menyingkirkan kemungkinan adanya kelainan akibat trauma.[2]
Artikel Terbaru
|
Apendisitis |
Kocher Sign |
Sitkovsky Sign |
Edema Mukosa |
Blumberg Sign |
Multivitamin |
Ruam |
Ruam Sekunder |
Vitamin |
Tuberkulosis Primer |
Artikel Favorit
* harga sewaktu-waktu dapat berubah
Sponsor
Update 24/06/24